63. Breath : Sadistic

2.1K 253 19
                                    

Please vote before you enjoy this chapter 🍵
.
.

Semenjak kematian Joy dan Soyeon yang menghebohkan satu sekolah, sudah hampir lima hari ini halaman depan sekolah masih dipadati oleh karangan bunga dari orang-orang yang ikut berbela sungkawa.

Kegiatan sekolah masih diselimuti oleh suasana berkabung untuk menghormati kematian dua siswa tersebut. Salah satunya Nayeon dan kedua temannya yang ikut merasa terpukul atas kepergian sahabat nya itu.

Nayeon dan kedua temannya berjalan menuju rooftop sekolah,hanya untuk sekedar menenangkan pikiran dimana mereka selalu mengenang semua hal yang telah mereka lewati bersama.

Suara tangisan lirih kembali terdengar oleh mereka. "A-Aku tidak menyangka jika mereka akan meninggalkan kita selamanya..." Ucap teman Nayeon bernama Eunha.

Nayeon hanya menatap nya sekilas dan memilih untuk memandang langit yang tampak mendung. Seakan langit tahu bahwa sebagian orang masih diselimuti oleh kesedihan yang mendalam.

"Bukan kah kalian merasa aneh dengan kematian mereka?" Ucap Mina, salah satu dari mereka yang tengah melipat kedua tangannya di dada.

"Apa maksud mu?" Mendengar ucapan sahabat nya Nayeon lantas merubah posisi duduknya menjadi fokus pada gadis dihadapannya ini.

"Ayahku berkata jika mobil yang menabrak Joy berada dalam kecepatan yang sangat tinggi tapi anehnya, pelaku pengendara mobil tersebut tidak dalam keadaan mabuk." Nayeon mulai mencerna ucapan Mina dan kembali menerka hal apa yang sebelumnya Joy alami.

"Ayahku juga sudah memeriksa bangkai mobil yang dikendarai Soyeon,dan ternyata seseorang sudah memotong kabel rem. See?apa kalian akan menyangkalnya lagi?" Nayeon mendadak gelisah ditempat,mengusap tengkuknya saat keringat mulai muncul sangat banyak.

"Aku yakin seseorang pasti sengaja melakukan hal itu. Dia pasti sengaja membunuh Joy dan Soyeon--"

"Aniyo! Joy dan Soyeon sudah pergi dengan tenang. Tidak ada yang ingin sengaja membunuh mereka,jangan membuat rumor jika kita tidak memiliki bukti." Ucap Nayeon dengan wajah yang memerah.

"Wae?mengapa kau menyangkalnya,apa jangan-jangan kau yang membunuh mereka?" Mendengar itu lantas Nayeon memberikan tatapan tajam pada mereka.

"Ya shibal! neo michyeosseo?" Setelah itu mereka bertiga kembali melanjutkan sesi berpikir mereka tentang kejadian yang kedua sahabatnya alami.

Nayeon menegakkan badannya ketika dia mendapatkan satu nama seseorang yang mungkin menjadi dalang dibalik kematian Joy dan Soyeon. "Tidak mungkin itu dia."

..............

Disaat jam pelajaran masih berlangsung, Lisa tampak nya terlihat fokus pada materi yang seonsaengnim berikan dikelas tersebut,dan kebetulan sekali yang mengisi jam pelajaran kali ini adalah wali kelas mereka sendiri.

Menyandarkan punggungnya saat rasa pegal mulai menjalar bahu hingga tangan nya. Sedikit melakukan peregangan dan kembali fokus pada buku miliknya.

Tapi Lisa sesekali mencuri pandang pada keterdiaman semua teman sekelasnya. Mata hazel itu berhenti pada atensi 3 orang gadis yang tengah memperhatikan nya balik dengan sikap angkuh dan tatapan tajam.

Siapa lagi jika bukan Nayeon dan kedua temannya yang tersisa. Namun Lisa kembali mengalihkan pandangan dengan acuh tak menghiraukan para gadis pembuat onar itu.

"Baiklah,ibu memiliki sedikit informasi penting untuk kalian." Mendengar seruan wali kelasnya mereka semua semakin terdiam dengan hening. Mendengarkan baik-baik apa yang ingin wali kelas mereka sampaikan.

Breath 'L'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang