Please vote before you enjoy this chapter 🍵
.
.21.00 KST
Selepas Lisa dan ketiga kakaknya membereskan makan yang mungkin mereka sebut makan malam itu, semuanya mengantarkan Lisa menuju kamar untuk beristirahat. Tawa yang sebelumnya terdengar dari mulut adiknya itu terpaksa tak bisa mereka dengarkan untuk kedepannya.
Lisa begitu lemas dengan tubuh yang bergetar karena menahan demam tinggi ditubuhnya dan enggan dibawa ke rumah sakit. Jennie sudah memeriksa tubuh Lisa semampunya dan suhu tubuh adiknya mencapai 38,5 derajat.
Yoona baru pulang pukul tujuh malam saat keadaan dimansion sudah begitu sepi. Padahal itu baru pukul tujuh,Yoona langsung berlarian ke kamar Lisa dimana putrinya itu tengah tertidur dengan handuk yang berada dikening nya.
Ketiga kakaknya begitu siaga berada disamping Lisa yang terlihat menggigil itu. Yoona lantas menyuruh mereka untuk beristirahat dikamar masing-masing dan membiarkan Lisa untuk tidur bersamanya.
Awalnya mereka menolak namun karena melihat ibunya yang enggan untuk berdebat, akhirnya mereka memilih untuk meninggalkan Lisa bersama ibunya.
Dan saat ini sudah pukul sembilan malam, Lisa terbangun dan menggeliat pelan saat dia merasakan tenggorokannya sangat kering, Lisa menyimpan handuk kecil yang berada dikeningnya sejenak.
Lisa butuh air saat ini juga, tanpa melihat siapa yang tidak bersamanya Lisa berusaha untuk bangun dan hendak mengisi air gelas dari dapur.
Belum sempat Lisa berdiri tegak, seseorang disampingnya terbangun dengan terburu-buru dan masuk kedalam kamar mandi miliknya. Lisa tentu tersentak kaget dan langsung menoleh pada seseorang yang berada dikamarnya yang sudah gelap itu.
Siluet orang tersebut berlari kearah kamar mandi dan ternyata itu adalah ibunya. Yoona merasakan tidak enak badan dan gelombang mual diperutnya membuat Yoona bergegas menuju kamar mandi putrinya.
Malam ini Yoona harus direpotkan dengan mual muntah yang tak berhenti mengeluarkan isi perutnya, tak hanya itu bahkan darah mulai mengalir dari kedua lubang hidungnya.Disaat semua orang tertidur dengan nyenyak,Yoona terpaksa harus terbangun dan berdiam diri didalam kamar mandi. Yoona terus meremas baju bagian dadanya karena dirasa bahwa nafasnya mulai sesak.
Mengabaikan pintu kamar mandi yang diketuk hampir beberapa kali tanpa sahutan dari nya,karena Yoona masih fokus pada rasa sakit ditubuhnya seperti ada yang menusuk perutnya dengan pedang.
Entah sudah hari keberapa Yoona mengabaikan rasa sakit itu sendirian,dan saat ini rasa sakit nya kembali membuat Yoona sadar betapa lemahnya tubuhnya hingga membuat hidung itu terus mengalami pendarahan, juga muntahan darah disusul dengan rasa sakit dan panas dibagian perut bagian bawahnya secara bersamaan.
Yoona menetralkan nafasnya saat dirasa bahwa hidungnya berhenti mengeluarkan darah,lalu dia menggulirkan pandangannya pada cermin wastafel yang menampilkan wajah pucat pasi yang membuat siapapun khawatir saat melihatnya seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Breath 'L'
RandomAku hidup untuk mempertahankan satu kebahagiaan. Tuhan memberi ku kesempatan untuk membalas kebaikan kalian. Jika sudah tak diinginkan aku memilih kembali bersama Tuhan.- L -Second story.