Please vote before you enjoy this chapter 🍵
.
.Malam kembali datang setelah siang sudah membuat sebuah kekacauan untuk keluarga Kim. Dengan rasa yang kalut, Yoona tetap memaksa ketiga putri nya untuk tidak menggangu ataupun menyahuti Lisa didalam.
Tanpa sepengetahuan ketiga putri nya kini Yoona pergi menuju kamar Lisa dan membuka kamar itu dengan sangat perlahan. Tak ada lagi teriakan ataupun tangisan Lisa yang histeris.
Keadaan didalam sangat gelap, berantakan dan juga hening. Yoona mencari keberadaan Lisa yang belum terlihat batang hidung nya itu.
Tapi seketika mata Yoona berkaca-kaca melihat keadaan Lisa yang benar-benar berantakan dan menyedihkan. Yoona berusaha menahan tangisan nya melihat Lisa yang terlihat menggigil juga tengah meringkukan tubuh nya diatas lantai yang sudah dipenuhi oleh serpihan kaca.
Yoona mengusap wajah Lisa yang tertidur meski tak tenang. Mengangkat tubuh Lisa agar berbaring diatas ranjang yang sama berantakan nya.
Namun tanpa diduga,Lisa membuka matanya lalu menarik baju yang Yoona pakai dan membalik kan keadaan sehingga Yoona yang berada dibawah kukungan Lisa.
"Lisa-ya apa yang kau lakukan,nak?" Yoona panik melihat Lisa yang berwajah dingin. Menatap tajam ibu nya dengan sejuta rasa sakit yang masih membelenggu jiwa nya.
"Kau membunuh Imo ku. Kau membunuh orang yang sudah membesarkan ku,kau membunuhnya sama dengan kau membunuhku juga!" Teriak Lisa menekan lengan di leher Yoona sekuat tenaga.
Yoona bisa melihat tatapan kekecewaan pada nya,Lisa benar-benar marah dan mengutuk Yoona sebagai pembunuh Ji-hyun.
"Lepas,nak." Yoona berusaha menggeliat meski nyatanya kekuatan Lisa jauh lebih besar darinya. Air mata Lisa berjatuhan membasahi wajahnya.
Meski dalam keadaan yang tak baik-baik saja,Yoona masih memikirkan keadaan Lisa ditengah rasa paniknya saat tak ada oksigen yang masuk kedalam tubuh nya. Yoona mengusap air mata Lisa yang membasahi wajah putri bungsu nya itu.
Yoona rela mati ditangan Lisa, bukankah ini sebuah karma karena Yoona telah menyia-nyiakan keberadaan Lisa sejak dia masih bayi? Apakah ini karma untuk Yoona harus mati ditangan putrinya sendiri.
Sedangkan ketiga Kim merasa khawatir dengan keadaan adik kecilnya yang tidak ibunya izinkan untuk keluar kamar. Adiknya belum kembali memakan sesuatu,bahkan Lisa sudah melewatkan susu coklat kesukaannya.
Didalam kamar, ketiganya hanya mampu berdiam diri dan mencerna kemarahan Lisa yang tidak pernah mereka lihat sebelum nya. Bahkan Jennie masih mampu merasakan dorongan yang Lisa berikan dibahu nya.
"Aku khawatir dengan keadaan Lisa, Unnie." Ucap Rosé yang terus berjalan kesana kemari menunggu Yoona mengizinkan mereka menemui adiknya.
Tak hanya Rosé,Jisoo pun terus menempelkan telinga nya pada dinding guna mendengar suara yang berasal dari kamar Lisa. Namun dia tidak mendengar apapun, membuat Jisoo semakin khawatir.
Sedangkan Jennie mulai merasa kesal dengan Yoona yang membiarkan Lisa kelaparan dikamar nya sendirian. Yoona tidak membuka pintu kamar itu meski mereka sudah bersujud memohon pada ibunya.
"Eomma membiarkan Lisa kelaparan,Unnie. Aku tidak akan membiarkan ini terjadi." Jennie berjalan keluar memilih untuk melihat keadaan Lisa dan langsung diikuti kedua saudaranya yang lain.
Langkah mereka terhenti saat melihat pintu kamar adiknya yang terbuka lebar. Mereka masuk kedalam dan melihat sebuah kejadian yang tak pernah mereka bayangkan sebelumnya.
"EOMMA!"
"LISA!"
Ketiganya berlarian melerai Lisa yang sulit melepaskan cekikan dileher ibunya. Tak ada raut ketakutan diwajah Yoona yang ada hanya tatapan sendu juga rasa khawatir dengan putri nya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Breath 'L'
RandomAku hidup untuk mempertahankan satu kebahagiaan. Tuhan memberi ku kesempatan untuk membalas kebaikan kalian. Jika sudah tak diinginkan aku memilih kembali bersama Tuhan.- L -Second story.