Please vote before you enjoy this chapter 🍵
.
.Disepanjang koridor rumah sakit,dengan langkah yang tertatih Yoona tak henti-hentinya memikirkan keadaan Lisa. Dimalam ini Yoona memilih untuk kembali menghampiri keempat putrinya yang juga masih berada dirumah sakit.
Masuk kedalam ruangan dan langsung disambut oleh tatapan sendu dari ketiga putrinya dan juga mantan suaminya. Lisa sudah terlelap dengan nasal nacula yang masih bertengger di hidungnya.
Mendengar kabar jika putri bungsunya masuk rumah sakit karena sudah menyayat lengannya sendiri,Jo Jung Suk langsung menghampiri Lisa dan melihat keadaan putrinya itu.
Ayah mana yang tidak terkejut dan sakit hati menatap tubuh putri nya yang tak berdaya seperti saat ini, dan perasaan nya benar-benar membuat hati Jung Suk remuk,setelah dia tahu apa yang Lisa alami selama disekolah.
Jo Jung Suk dan Yoona saling menatap satu sama lain dalam diam. Dengan keadaan yang sudah lelah, juga mata yang sembab Yoona berjalan pada Jung Suk yang ikut menatapnya iba.
Menabrakan tubuhnya pada Jung Suk yang menyambut Yoona kedalam pelukan. "Na himtero..aku lelah Jung." Tanpa ada raungan,air mata Yoona mengalir deras membasahi jas mantel yang pria itu pakai.
Seharian penuh Yoona menahan rasa sakit demi menjaga kekhawatiran anak-anak nya. Tapi saat ini Yoona benar-benar merasa sangat letih dan hanya mampu membagi nya pada Jung Suk.
"Beristirahat lah. Mereka akan aku jaga, mianhe karena terlambat mengetahui hal ini." Jung Suk semakin erat memeluk tubuh lemas Yoona. Dia usap surai lembut itu dan berusaha untuk menenangkan nya.
"...Lisa terluka, putri ku hampir mati Jung.." suara lirih seorang ibu selalu membuat orang yang mendengarnya ikut merasakan kesedihan.
"Arra,kau harus kuat. Demi putri kita,aku janji akan menyembuhkan luka yang mereka dapat selama ini." Jung Suk ikut menutup matanya mendengar lirihan tangis dari seseorang yang amat dia cintai.
Jisoo membawakan kursi untuk Yoona dan juga sebotol air mineral. Bersimpuh didepan ibunya dan mengusap lengan dingin itu yang berada diatas paha.
"Kau harus ingat juga kesehatan mu,Eomma. Kau tidak boleh mengabaikan penyakit mu. Kau harus sembuh,karena aku tidak ingin kehilanganmu,aku tidak ingin kehilangan kalian."
Matanya berkaca-kaca,menatap sulung Kim yang tiba-tiba berucap lirih. Yoona hanya mampu menahan air matanya didepan putri-putrinya.
Dengan segera pula Yoona menceritakan semua yang terjadi saat dirinya berada di kediaman Nayeon.
Ketiga Kim mendekat pada Yoona yang mereka bawa menuju sofa,meninggalkan Lisa yang masih beristirahat diranjangnya.
Mendengarkan baik-baik cerita yang ibunya sampaikan,dan mereka benar-benar naik pitam setelah mengetahui perlakuan yang kakeknya lakukan pada ibu dan Lisa-Nya.
"Benarkah, Haraboeji lebih memilih Nayeon dibandingkan Lisa yang menjadi korban? Kakek macam apa dia?" Ucap Jennie monolog, mengepalkan tangan saat dia tahu jika kakek nya yang selama ini dia banggakan mampu mengecewakan dirinya.
Tak diketahui juga bahwa sejak tadi bungsu Kim yang mereka kira tengah tertidur pulas ternyata mendengar semua perkataan yang mereka bicarakan.
Menahan rasa sesak di dadanya saat mendengar fakta bahwa sang kakek tidak memihak padanya. Sungguh,Lisa ingin berteriak pada mereka bahwa dirinya kecewa dan sakit hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Breath 'L'
RandomAku hidup untuk mempertahankan satu kebahagiaan. Tuhan memberi ku kesempatan untuk membalas kebaikan kalian. Jika sudah tak diinginkan aku memilih kembali bersama Tuhan.- L -Second story.