Please vote before you enjoy this chapter 🍵
.
.
.Di malam yang dingin ini Yoona dan kedua putrinya tengah menunggu kedatangan Jisoo dan Jennie yang belum terlihat tanda-tanda kepulangannya dari kampus. Berita cuaca malam ini membuat Yoona sangat amat khawatir dengan keadaan putrinya itu.
Namun Lisa dan Rosé masih terlihat tenang-tenang saja sambil menunggu kedatangan kakaknya itu, mereka asyik bermain dan bercanda seperti gadis kecil. Masa kecil mereka tidak dihabiskan bersama maka dari itu Rosé seperti mendapatkan teman untuk bermain.
Begitu juga Lisa yang menganggap Rosé sebagai teman untuk bermain sekaligus berkeluh kesah.
Yoona sudah mengetahui tentang kesehatan Lisa yang tidak baik-baik saja.
Yoona merasakan hal yang sebelumnya Krystal rasakan. Tentang Lisa yang selalu tertidur tak kenal tempat, malam ini Yoona ingin semua putrinya berkumpul untuk membicarakan hal ini bersama.
"Eomma,apa mereka baik-baik saja?" Tanya Lisa yang mulai khawatir pada keadaan kedua kakaknya itu.
"Iya eomma,Jennie Unnie bahkan tidak bisa dihubungi apa mungkin ponselnya mati?" Rosé menambahkan ucapan adiknya.
"Kita tunggu saja,mungkin---"
Ucapan Yoona terpotong setelah mendengar deruan mobil dan suara seseorang yang mereka tunggu tunggu selama ini.
"Annyeonghaseo~ maaf terlambat." Jisoo berjalan menghampiri mereka dan memberikan ciuman di masing-masing pipi keluarga tercinta nya itu. Jisoo langsung duduk bergabung bersama mereka.
"Jennie belum pulang?" Tanya Jisoo yang tentu saja tidak melihat keberadaan adiknya itu.
"Belum,eomma pun mengkhawatirkan nya." Yoona terus melirik jam ditangannya yang menunjukkan waktu semakin berlalu.
"Mengapa tidak ada yang menyusul nya jika dia belum pulang?" Ucap Jisoo yang ikut khawatir, pasalnya diluar keadaan kota Seoul sedang dilanda badai angin.
"Krystal Unnie sudah menghubunginya,tapi Jennie Unnie menolaknya dan ponselnya langsung mati." Ucap Lisa yang tengah sibuk memakan macaron. Jisoo melirik sebentar pada Lisa dan dengan refleks Jisoo menyunggingkan senyumnya.
Lalu kembali merubah raut wajah yang khawatir.
.............Sedangkan disebuah mobil mewah, seorang ayah pertama kali dalam hidupnya mengantarkan pulang sang putri yang selama ini selalu menjauh darinya.
Jung Suk mengaku sangat bahagia malam ini karena akhirnya putri yang selalu menolak kehadirannya sudi untuk diantarkan pulang olehnya. Jennie masih merasa canggung dengan keadaan didalam mobil itu.
Tidak ada obrolan yang sangat ingin Jennie ucapkan,namun keadaan hening seperti ini membuat Jennie merasa semakin canggung.
"Jennie-ya,apakah menurutmu kuliah kedokteran itu menyenangkan?" Tanya Jung Suk yang akhirnya membuat keadaan kembali hangat. Jennie melirik sebentar pada ayahnya.
"Menyenangkan. A-Aku sangat menikmatinya,setelah kita terjun dalam dunia medis apakah pekerjaan nya akan semakin berat?" Tanya Jennie.
"Menurut Appa tidak,karena jika kau mencintai pekerjaan mu kau tidak akan mendapatkan kesulitan." Setelah mengucapkan itu Jung Suk menyunggingkan senyumnya pada Jennie agar putrinya itu yakin dengan pilihan hidupnya.
Jennie mengangguk,ternyata Jung Suk tidaklah sejahat yang dia pikirkan selama ini. Dia baru saja merasakan bagaimana berbicara dengan ayahnya sendiri.
Mobil mereka mulai memasuki gerbang utama dan terus berjalan menuju halaman mansion Yoona. Jennie melepaskan seat belt nya dan hendak turun namun tertahan kembali saat melihat ayahnya yang tidak berniat turun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Breath 'L'
RandomAku hidup untuk mempertahankan satu kebahagiaan. Tuhan memberi ku kesempatan untuk membalas kebaikan kalian. Jika sudah tak diinginkan aku memilih kembali bersama Tuhan.- L -Second story.