Jennie dan Rosé berlari masuk kedalam rumah. Mereka melihat ada beberapa petugas medis yang baru saja keluar dari kamar Ji-hyun. "B-Bagaimana keadaannya?"
"Nona Ji-hyun-ssi sudah baik-baik saja. Karena dia mendapatkan kabar yang cukup buruk itu membuat kinerja jantungnya harus bekerja lebih cepat, sedangkan jantung Ji-hyun-ssi sudah tidak bisa bekerja dengan baik itu yang akhirnya menimbulkan rasa sakit hingga tak sadarkan diri."
Mereka berdua langsung masuk kedalam kamar tersebut. Disana Ji-hyun tengah memakai masker oksigen dan juga infusan. Rosé dan Jennie yang melihat itupun ikut merasa sedih.
Mereka bersimpuh disamping ranjang Ji-hyun. "Aku harap Lalice akan baik-baik saja."
_____________
Disepanjang jalan,Jo Jung Suk tidak henti-hentinya berdoa pada Tuhan agar secepatnya dipertemukan dengan putrinya. Belakang mobil nya pun sudah ada dua mobil polisi yang masing-masingnya berisi dua orang polisi yang menjaganya.
Perjalanan ini memakan waktu cukup lama karena ingatan Jo Jung Suk yang sedikit lupa dan asing dengan tempat tersebut. Namun sepertinya mereka berada dijalan yang benar karena mereka mulai memasuki jalanan sepi dan tua.
Dapat. Akhirnya mereka menemukan gedung tua tempat dimana Lalice ditawan. Tanpa berpikir panjang,Jo Jung Suk mengambil sekantung uang dan berlari memasuki gedung bersama keempat polisi.
Dia tahu betul dimana letak ruangan Lalice disekap karena ini adalah tempat dimana dirinya memohon dan bersujud pada Kim Jae Wook agar memberikannya uang.
"Lantai lima." Ucap pria itu pada semua polisi. Mereka pun sangat berjaga-jaga karena yang mereka hadapi adalah sekelompok mafia yang tidak dilindungi oleh pemerintah.
Saat dilantai empat, perasaan mereka sangat tidak enak. Sejenak para polisi itu mengeluarkan senjatanya dan berjaga-jaga memperhatikan sekitar nya.
Dor!
Dor!
Dua orang polisi ditembak mati tepat diarea jantungnya oleh seseorang dibalik dinding, dua orang polisi tadi bergetar hebat melihat teman satu timnya mati dihadapannya. Mereka pun mulai menembak satu sama lain.
Dor!
Dor!
Satu orang polisi tertembak mati dan penembak nya pun ikut mati disana. Jo Jung Suk dan satu orang polisi tadi hanya terdiam memandang mereka dan mati bersimbah darah.
"Cepat kau ambil putrimu,aku akan memanggil kepala polisi untuk datang kesini." Polisi tadi kembali turun menuju mobilnya untuk menghubungi kembali tim yang lain agar dapat membantunya.
Jo Jung Suk menaiki satu tangga lagi,lalu dia membuka pintu ruangan dimana putrinya berada.
Brak!
............
Saat ini keadaan Lalice mulai melemas,bukan hanya karena belum memakan atau meminum apapun tapi juga karena ikatan ditubuhnya sangat terlalu kuat hingga nafas pun hanya mendapatkan sedikit pasokan.
"Ughh. Aku tidak kuat ini sangat sakit." Lalice merintih kala tubuhnya mulai merasakan ada yang tidak beres, ditambah dengan Lalice memakai baju lengan pendek membuat tangannya pasti sudah lecet dan terluka.
Namun seketika matanya membulat saat Lalice bahkan mereka semua mendengar suara tembakan yang memekakkan telinga. Kim Jae Wook langsung berlari mengikat mulut Lalice dengan kain agar dia tidak bersuara.
"Hentikan aku mohon hentikan." Lalice menutup matanya dengan tubuh yang bergetar saat tembakan itu terus bergema.
"Aku yakin dia datang tidak sendirian. Kau dengar hah,ayahmu datang setelah bertahun-tahun kabur dan menghilang. Tapi sebelum kalian bertemu,sayang sekali jika aku tidak membuat tanda ditubuhmu." Kim Jae Wook mendekati Lalice sembari memegang pisau kecil ditangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Breath 'L'
RandomAku hidup untuk mempertahankan satu kebahagiaan. Tuhan memberi ku kesempatan untuk membalas kebaikan kalian. Jika sudah tak diinginkan aku memilih kembali bersama Tuhan.- L -Second story.