07. Breath : Leave it alone

3.2K 420 13
                                    

Pagi hari ini Rosé pergi sekolah seperti biasanya,sudah hampir empat hari Rosé tidak melihat keberadaan Lalice diarea sekolah. Selama itu dia tidak berniat untuk bertanya pada siapapun tentang alasan tidak hadir nya Lalice dikelasnya.

Setiap jam pelajaran keempat sebelum istirahat Rosé pasti menyempatkan waktu untuk menemui Lalice dikelasnya secara diam-diam. Namun saat dia melihat dari kejauhan,Lalice tidak terlihat keberadaannya.

"Dia belum masuk juga, apakah dia sakit karena luka tabrak yang Jisoonie buat?" Ucap Rosé yang terus menatap kelas Lalice mencari keberadaan gadis berponi itu.

"Sudahlah,lebih baik kau tanyakan saja pada teman sekelasnya. Daripada kau diam-diam memperhatikannya seperti ini." Ucap Jihyo yang tidak mengerti dengan pemikiran sempit temannya itu.

Kring~

Bel istirahat berbunyi nyaring,kini semua murid yang berada dilantai 3 mulai keluar dari kelasnya untuk menuju kantin sekolah. Rosé dan Jihyo pun ikut menghampiri kelas Lalice,beberapa siswa membungkuk untuk menghormati senior nya itu.

"Mingyu-ssi." Panggil Rosé pada ketua kelas itu.

"Ah nde sunbaenim." Bungkuk Mingyu pada keduanya.

"Aku ingin bertanya,mengapa teman sekelas mu yang bernama Lalice itu tidak pernah terlihat dikelasnya?" Rosé tidak perlu basa basi dia langsung to the point menanyakan Lalice pada pria itu. Mingyu mengerutkan keningnya sejenak.

"Lalice sudah tidak bersekolah disini sunbae,dia dikeluarkan oleh kepala sekolah kita."

"MWO?!" Ucap keduanya yang sama-sama terkejut. Entah kenapa perasaan Rosé menjadi sedih,rasa khawatir pun mulai muncul dipikirannya.

"Kenapa dia dikeluarkan?"

Mingyu mengajak Rosé dan Jihyo untuk duduk di bangku terlebih dahulu. Dikelas sudah kosong jadi dia leluasa untuk menceritakan hal ini pada seniornya itu.

"Dia dituduh menganiaya Nayeon,sepupu mu sunbae." Rosé menutup mulutnya mendengar alasan Lalice dikeluarkan dari sekolah. Benar-benar tidak menyangka jika Lalice bisa mendapatkan masalah seperti itu. Mingyu mulai menceritakan apa saja yang dia tahu tentang Lalice.

"Saat kami sedang belajar. Tiba-tiba kepala sekolah datang untuk memanggil Lalice ke ruangannya,karena keingintahuan ku yang tinggi aku berpura-pura meminta izin untuk pergi ke toilet pada seonsaengnim. Aku berjalan mengikuti mereka,sedikit mengintip dibalik pintu ruangannya dan yang pertama aku dengar adalah suara tamparan yang keras."

"Jangan bilang itu Lalice--"

"Benar,Lalice ditampar oleh seorang wanita tua yang aku kira itu adalah ibu Nayeon. Mereka sempat beradu mulut,hingga yang membuatku ikut marah adalah kepala sekolah menampar Lalice dengan keras."

"Dia menampar murid perempuan?!" Geram Rosé.

Rosé menyentuh pipinya seperti merasakan sakit yang sama, matanya mulai berair dan tiba-tiba dadanya ikut merasakan sesak. Rosé bingung dengan perasaannya sekarang,tidak biasanya dia merasakan perasaan seperti ini. Mengapa seorang Lalice mampu membuat Rosé tertarik dengan kehidupannya.

Lalice yang dulunya seorang siswa yang tidak pernah terlirik oleh Rosé dalam sekejap mampu membuatnya kebingungan dengan ketiadaan nya. Hanya dengan ketidaksengajaan Rosé membantu Lalice agar tidak terlambat membuat Rosé ingin tahu lebih tentang Lalice.

"Aku benar-benar tidak menyangka. Rosé-ya apa kau percaya Lalice berani menganiaya Nayeon?" Ucap Jihyo pada Rosé yang sedang termenung itu.

"Molla,aku tidak tahu." Rosé akhirnya pergi meninggalkan Jihyo dan Mingyu tanpa pamit. Melihat temannya yang langsung pergi begitu saja membuat Jihyo merasa canggung pada Mingyu. Dengan gerak cepat Jihyo pamit pergi pada pria itu.

Breath 'L'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang