Please vote before you enjoy this chapter 🍵
Bel pulang sekolah sudah berbunyi tandanya semua siswa dan siswi diperbolehkannya untuk pulang dan beristirahat di istana nya masing-masing. Mobil mewah mulai berjajar menjemput kedatangan para nona muda nya.
Lisa berjalan keluar dari kelas tepatnya menghampiri loker hendak mencari seseorang. Lisa melihat orang tersebut yang tengah membereskan barang-barang nya kedalam loker sendirian.
Brak!
Lisa mengambil kerah seragam Nayeon lalu menyudutkannya ke dinding. Nayeon panik dengan tindakan yang Lisa lakukan karena sekarang tidak ada siapapun yang melihatnya dengan Lisa.
"Apa yang kau lakukan sialan." Berontak Nayeon yang berusaha melepaskan cekalan pada lehernya.
"Aku tahu kau sangat licik Nayeon,kau menjebak ku agar Haraboeji percaya bahwa kau sudah meminta maaf padaku dan kau tidak dikeluarkan dari sini,iya kan?!" Teriak Lisa yang sangat geram dengan kelakuan Nayeon.
"Itu bukan urusanmu!kau hadir dengan membawa kesialan. Yoona Imo terpaksa membawa mu ke Mansion karena dia tahu kau tidak akan bisa hidup sendirian! Mereka hanya mengasihani mu kau tahu?!"
"Tutup mulutmu!"
"Ternyata kau sudah menyimpan banyak kepercayaan padanya?Yoona Imo tidak sebaik itu,kau gadis yang bodoh. Parasit!"
Nayoen melepaskan cekalan tangan Lisa dengan kasar hingga membuat Lisa harus tersungkur dengan pandangan kosong. Lisa selalu termakan oleh omongan orang lain dan terbukti Lisa terhasut oleh omongan Nayeon yang mungkin belum terbukti atau memang masih tertutupi.
Lisa mengerutkan keningnya. "Apa maksud ucapannya." Lisa mengusap dadanya yang merasakan sesak juga sakit.
..........Lisa berjalan bersama Rosé masih dengan keheningan. Sejak tadi kakaknya itu bertanya apakah Lisa baik-baik saja. Tapi Lisa hanya menggeleng tanpa menjawab ucapan Rosé.
"Apakah Nayeon mengganggu mu lagi." Tanya Rosé untuk kesekian kalinya. Namun Lisa tetap tidak menjawab pertanyaan Rosé dengan ucapan hanya gelengan kepala yang Lisa lakukan.
Rosé kembali pada dunianya sendiri, memainkan ponselnya dan dengan cepat menghubungi Jennie Unnie nya.
"Sebentar lagi mereka datang." Ucap Rosé yang tidak digubris oleh Lisa. Adiknya hanya memainkan kuku nya dan terus menunduk dengan sejuta pikiran yang menggangu nya.
Tin!
Mobil berhenti tepat dihadapan mereka. Lisa masuk terlebih dahulu kemudian duduk dan menyimpan tas nya dikursi belakang. Ketiganya hanya memperhatikan Lisa yang sedang menyamankan duduknya dan berusaha untuk menutup matanya untuk tertidur.
"Gwenchana,Lisa hanya kelelahan." Ujar Rosé yang merasa jika kedua kakaknya itu terlihat khawatir saat melihat Lisa yang tidak berkata apa-apa pada mereka.
Rosé pun sebenarnya tidak tahu apa yang terjadi pada Lisa. Apakah adiknya itu diganggu lagi oleh Nayeon atau memang benar sedang kelelahan. Lisa terlihat berusaha menutup matanya meski terlihat jika matanya itu masih bergetar.
Rosé membuka jas nya dan menutupi paha adiknya agar tidak kedinginan lalu Rosé mengusap kepala dan rambut Lisa agar adiknya itu tenang dalam tidurnya. Lisa hanya menikmati usapan lembut kakaknya itu.
"Apakah kasih sayang mereka juga palsu?aku harus mempercayai siapa saat ini?" Ujar Lisa dalam hati.
Rosé memperhatikan wajah Lisa yang terlihat gelisah, berusaha memberikan ketenangan Rosé mengerutkan keningnya saat dia melihat sesuatu yang keluar dari hidung adiknya itu dengan sangat cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Breath 'L'
RandomAku hidup untuk mempertahankan satu kebahagiaan. Tuhan memberi ku kesempatan untuk membalas kebaikan kalian. Jika sudah tak diinginkan aku memilih kembali bersama Tuhan.- L -Second story.