41. Breath : Model and Piano

2.1K 317 31
                                    

Please vote before you enjoy this chapter 🍵
.
.
.

Didalam sebuah ruangan yang ber aroma kan obat-obatan sangat tercium dengan pekat oleh seorang wanita cantik. Ruangan yang selalu menjadi konsultasi antara dokter dan juga keluarga pasien saat ini sedang membicarakan hal yang begitu penting.

Yoona terduduk bersama Jisoo dihadapan seorang dokter yang menangani kesehatan bungsu Kim. Seperti yang kita tahu jika ternyata Lisa mengalami gangguan tidur pada tubuhnya.

Dan saat ini dokter tengah menjelaskan perihal gangguan tidur itu pada mereka.

"Kami telah melakukan pemeriksaan padanya. Nona Lisa mengalami gangguan tidur yang berlebihan disiang hari atau sering disebut Narkolepsi. Gangguan tidur seperti itu biasanya akan memengaruhi sistem saraf juga autoimun dan membuat tubuhnya akan terasa lemas dan diakhiri dengan tidur secara mendadak." Ucap dokter panjang lebar.

"Sebenarnya apa penyebab putri ku bisa mengalami gangguan tidur seperti itu?" Tanya Yoona sebenarnya belum paham penyakit yang Lisa alami.

"Penderita gangguan tidur seperti itu umumnya memiliki kadar hipokretin rendah. Hipokretin atau oreksin adalah zat dalam otak yang mengendalikan waktu tidur." Dokter memperlihatkan bagian dari otak pada layar komputer pada mereka.

"Astaga kepala ku seperti akan pecah. Jadi apa yang harus aku lakukan pada anakku?aku ingin dia baik-baik saja dan bisa kembali beraktivitas normal seperti semua kakaknya." Yoona memijit keningnya yang sudah pening dan Jisoo dengan peka mengusap bahu Yoona.

"Penyakit Narkolepsi tidak bisa disembuhkan, hanya saja kita harus lebih memperhatikan mereka dari efek yang ditimbulkannya seperti terjatuh dan semacamnya. Mereka akan tidur tidak kenal tempat dan waktu justru dan itu yang lebih beresiko."

"Jadi kami harus berada disampingnya 24jam?" Ucap Jisoo yang begitu sedih mendengar ucapan dokter dihadapannya ini.

"Untuk selalu berada disampingnya selama itu tidak perlu nona,yang terpenting nona Lisa tidak dibiarkan sendirian." Jisoo dan Yoona mengangguk karena mulai paham tugas mereka dalam menjaga bungsu Kim.

"Baiklah, khamsamnida dokter." Mereka akhirnya meninggalkan ruangan saat tidak ada lagi pembahasan yang mereka lakukan. Jisoo melirik pada Yoona yang terus mengembuskan nafasnya.

Sambi berjalan,Jisoo mengambil salah satu tangan ibunya lalu dia genggam begitu erat saat mereka akan menuju lift. "Kita harus bisa menjaga bungsu kita eomma. Lisa berhak bahagia,apalagi kita belum tahu keinginan terbesar dalam hidup Lisa."

Yoona mengangguk,masih panjang perjalanan hidup Lisa dibandingkan mereka. Masih banyak tawa yang belum Lisa dapatkan dari kehidupannya itu.

"Uri Lisa pasti akan baik-baik saja. Memiliki saudara seperti kalian eomma yakin Lisa akan bahagia." Lift yang mereka naiki sudah berada pada lantai tujuan mereka. Keduanya keluar dan langsung menuju ruangan Lisa.

Malam ini kembali terasa berat bagi keluarga kecil Yoona. Seperti sebuah batu yang terus dihantam oleh derasnya ombak namun harus tetap kuat dan tenang seolah tidak terjadi apa-apa dalam hidupnya.

Ingin berbagi cerita namun pada siapa,sang ayah yang kembali mendorongnya untuk melakukan hal yang membuatnya lelah sedangkan dendamnya belum terselesaikan dengan baik membuat Yoona begitu stres menghadapi berbagai tekanan.
.
.
.

Semua keluarga Kim sudah terlelap dalam mimpinya malam ini. Tidak ada Jung Suk karena Kim Soon Jae mengusirnya saat dia menjenguk cucunya itu ke rumah sakit.

Melihat kehadiran Jung Suk yang berada ditengah-tengah mantan istri dan anaknya itu,Kim Soon Jae ketar-ketir dan naik darah tak terima dengan interaksi mereka.

Breath 'L'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang