Lisa membereskan semua buku-buku nya setelah pelajaran terakhir selesai. Lisa belum dapat bernafas lega karena Nayeon masih mengganggunya meski tidak separah kemarin, Nayeon hanya menggertaknya dengan menumpahkan air mineral pada seragam Lisa.
Kini dengan cepat Lisa keluar dari kelas setelah semua teman-teman sekelasnya pulang.
Lisa menjadi orang pertama datang dan orang terakhir pulang. Karena kini area sekolah sudah sepi. Setelah Lisa keluar, tiba-tiba dada Lisa berdetak sangat kencang. Matanya membulat melihat awan yang menggelap dan semakin menutupi matahari.
Angin mulai berhembus kencang membuat Lisa memundurkan langkahnya. Tiba-tiba kilatan petir menyambar langit hitam siang menjelang sore ini. Lisa berteriak dan menutup telinganya memilih kembali masuk kedalam lingkungan sekolah.
Berlari tak tentu arah dengan perasaan ketakutan. Suara hujan deras mulai terdengar bersama gemuruh petir yang terus bersahutan,Lisa akhirnya memilih masuk kedalam gudang yang gelap diujung koridor.
"Aniya..aniya na museowo." Lisa menutup pintu gudang dan meluruhkan tubuhnya memeluk lututnya sendiri. Menangis dengan menutup matanya Lisa berusaha menenangkan dirinya yang sangat ketakutan.
"Jennie Unnie kau dimana?" Lisa terus bergumam kecil,hujan semakin deras dan kencang. Langit semakin gelap dibuatnya. Karena terlalu lama menangis dan merasa lelah akhirnya lagi dan lagi Lisa tertidur dengan sendirinya tak kenal tempat dan waktu.
.
.Sedangkan ditempat lain Jennie sedang gelisah dikelasnya karena dosen belum juga selesai memberikan materi padanya saat ini. Jennie tidak mengetahui jika diluar sedang hujan karena gedung universitas itu sudah kedap suara.
Jennie terus melirik pada jam,ini sudah waktunya Lisa pulang dan masalah nya Jennie belum bisa pulang dari sini untuk menjemput adiknya itu. Jennie sebelumnya menghubungi Jisoo menanyakan apakah dia bisa menjemput Lisa atau tidak.
Tapi jawaban Jisoo tidak bisa karena dirinya sedang berada di Daejeon untuk melakukan meeting bersama dosen mengenai schedule graduate yang akan datang. Mengapa harus ke Daejeon,karena bukan hanya dosen tapi juga ada beberapa pejabat negara yang ikut serta dalam meeting ini.
Jisoo ikut menyesal karena tidak bisa membantu Jennie untuk menjemput adiknya itu. Krystal ikut bersama Jisoo karena Yoona yang menyuruhnya untuk menemani Jisoo jika bepergian jauh. Dan sekarang ponsel Jennie mati dia jadi tidak bisa menghubungi orang rumah.
"Bagaimana ini,Lisa pasti sudah menunggu lama." Jennie merasa prustasi sendiri melihat dosennya yang belum juga menyelesaikan materinya.
"Tuhan tolong jaga adikku saat ini." Jennie hanya berharap Lisa dapat menunggu nya lebih lama dan tidak pergi kemana mana sebelum Jennie menjemputnya. Karena demi Tuhan hati Jennie benar-benar gelisah saat ini.
____________
Keadaan diruang rawat Rosé sama gelisahnya dengan perasaan semua kakaknya. Rosé tak bisa memejamkan matanya saat melihat dengan jelas kilatan petir yang menyambar langit hitam sore ini.
"Eomma, Lisa pasti ketakutan. Dengan siapa dia sekarang?" Tanya Rosé menatap jendela kamar rawat itu dengan lekat.
"Lisa pasti sudah bersama Jennie, kakakmu bilang mereka akan mengunjungimu setelah Lisa pulang sekolah." Jawab Yoona menatap wajah Rosé yang pucat.
"Tapi mereka belum datang sejak tadi eomma,aku khawatir pada Lisa." Rosé ingin menghubungi Jennie tapi ponsel kakaknya itu mati dan Rosé tidak bisa menghubungi Lisa karena mereka belum bertukar nomor telepon.
"Sabar sayang,mereka pasti terjebak hujan dan Jennie mungkin sedang menenangkan adikmu." Rosé mengangguk. Jawaban ibunya sangat benar Jennie Unnie mungkin sedang menenangkan adiknya agar tidak ketakutan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Breath 'L'
SonstigesAku hidup untuk mempertahankan satu kebahagiaan. Tuhan memberi ku kesempatan untuk membalas kebaikan kalian. Jika sudah tak diinginkan aku memilih kembali bersama Tuhan.- L -Second story.