Kini ketiganya memilih kembali pulang ke Mansion dengan perasaan yang campur aduk, mereka mengalah untuk membiarkan Lalice sendirian. Namun mereka masih memiliki sisi kepedulian pada Lalice dengan menyuruh satu orang bodyguard untuk menjaga Lalice dari kejauhan.
Didalam mobil itu keadaan sangat hening,tidak ada yang ingin membuka obrolan diantara mereka. Apalagi Rosé yang sejak tadi menekuk wajahnya kesal. Benar bukan,Lalice bisa membuat seorang Rosé merasa peduli padanya.
Mobil mereka mulai memasuki halaman depan mansion. "Aku sangat membenci Krystal." Ucap Rosé setelah itu dia keluar dari dalam mobil, melangkah dengan cepat masuk kedalam Mansion.
"Dia marah,cepat Jennie-ya dia sedang marah." Jisoo ikut berlari kecil menyusul adiknya yang terlihat ingin menerkam seseorang dan kekacauan pun dimulai.
"Krystal!" Rosé berteriak diruang tengah dengan sangat kencang. Beberapa maid bahkan ikut keluar melihat apa yang sedang terjadi.
"Ada apa nona?" Tanya bibi Jung.
"Dimana Krystal?dimana dia sekarang!"
"Saya disini nona." Krystal baru saja turun dari tangga bersama dengan Yoona dibelakangnya. Dia terlihat baik-baik saja setelah melakukan hal tidak baik pada Lalice dan Rosé terlihat geram.
"Apa kau gila hah?mengapa kau melakukan itu padanya?!" Rosé mencengkram kerah baju milik Krystal dengan erat. Jisoo,Yoona dan bibi Jung ikut terkejut melihat tindakan Rosé. Jennie tidak,dia pasti akan melakukan hal yang sama pada wanita itu bahkan lebih.
"Hey sayang ada apa ini. Lepaskan nak,apa yang terjadi?" Yoona berjalan kearah mereka dan berusaha melerai cekalan tangan Rosé di leher Krystal.
"Mengapa eomma memperkerjakan wanita kasar seperti dia?!" Rosé menyentakan tangannya dari baju Krystal. Entah mengapa emosi nya kini meletup letup hanya karena seseorang yang baru saja dia kenal.
"Mwo?apa maksudmu?" Yoona terlihat bingung dengan ucapan putrinya itu. Yoona baru saja melihat lagi amarah Rosé setelah sekian lama putrinya itu tidak pernah marah.
"Arghh! Aku bisa gila jika terus seperti ini. Eomma,dia bersikap kasar pada temanku saat di rumah sakit dan aku tidak menyukai itu." Rosé sendiri bingung harus menjelaskan seperti apa pada ibunya yang terlihat tidak percaya dengan ucapannya.
"I hate you Krystal!" Karena sudah kepalang bingung dan juga kesal Rosé memilih pergi menuju kamarnya. Lebih baik dia menghubungi bodyguard yang menjaga Lalice dari pada harus melihat wajah menyebalkan seorang Krystal.
"Hey ada apa dengan adik kalian?Jennie,Jisoo?" Yoona menuntut penjelasan dari kedua putrinya. Disana Krystal hanya diam tak bersuara,tak menanggapi ucapan yang Rosé layangkan untuknya.
"Mianhe eomma,kau tanyakan sendiri pada dia. Kami kecewa padanya." Jisoo berlalu meninggalkan mereka berdua,bahkan Jennie sengaja menabrak bahu Krystal dengan kuat.
"Jelaskan padaku." Krystal menarik nafasnya dan mulai menjelaskan semuanya tanpa menghilangkan satu kejadian pun. Mulai dari mencari Lalice hingga kejadian terakhir yang menimpanya.
.
.
.Yoona memijat keningnya tidak menyangka dengan tindakan yang Krystal buat pada Lalice. Itu adalah sebuah pemaksaan juga kekerasan pada wanita, Krystal memang keras dia selalu memegang prinsipnya dan hanya ingin patuh pada perintah atasannya.
"Joesonghamnida,saya akan lebih hati-hati dalam bertindak." Krystal membungkuk dalam pada Yoona.
"Istirahatlah,minta maaflah pada gadis tersebut besok dan lakukan tugas mu kembali dengan baik." Yoona pergi dari hadapan Krystal. Dia kemudian berbalik untuk pulang menuju paviliun yang berada sedikit jauh dari Mansion utama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Breath 'L'
RandomAku hidup untuk mempertahankan satu kebahagiaan. Tuhan memberi ku kesempatan untuk membalas kebaikan kalian. Jika sudah tak diinginkan aku memilih kembali bersama Tuhan.- L -Second story.