Please vote before you enjoy this chapter 🍵
Sebuah mobil baru saja mengehentikan laju nya saat berada didepan halaman mansion. Yoona keluar dari mobil setelah dirinya memilih untuk pulang dan menemui keempat putrinya yang sejak kemarin tidak bertemu dengannya.
Mendengar jika putrinya menjadi korban perundangan, Yoona tidak dapat menerima nya. Dia amat sangat murka pada mereka yang telah merundung putrinya.
Yoona bahkan mengutuk para perundung itu dengan sumpah serapah. Berjalan dengan langkah yang lebar,Yoona menaiki tangga mengabaikan rasa sakit dikepala nya yang serasa dipukuli disetiap langkah nya itu.
Masuk kedalam kamar Lisa dengan napas yang terengah-engah. Yoona menatap ke sekeliling penjuru kamar namun tidak melihat keberadaan Lisa bahkan diantara ketiga Kim lainnya yang masih tertidur.
"Lisa-ya eodisseo?" Yoona berteriak sedikit kencang mencari Lisa.
"Lisa-ya kau didalam?" Yoona mengetuk pintu kamar mandi yang terkunci. Dan dirinya yakin jika Lisa ada didalam.
"Nee,aku baru akan mandi." Yoona menurunkan bahu nya merasa lega karena ternyata Lisa ada dan baik-baik saja. Yoona kembali berjalan keluar dari kamar mandi dan disambut oleh tatapan sendu ketiga putrinya yang lain.
Dengan wajah bantal,perlahan mereka turun dari ranjang dan memeluk ibunya yang terlihat sangat pucat. "Ada apa Eomma?kau sudah baik-baik saja?"
Mendengar suara serak Jisoo khas bangun tidur, Yoona tersenyum tipis mengusap kepala ketiga putri nya itu. "Nee, Eomma hanya ingin bertemu putri-putri Eomma."
"Mengenai Lisa--"
"Arra,Eomma sudah mengetahui nya dan sudah menyuruh seseorang untuk menyelidiki kasus ini." Ketiga Kim benar-benar merasa bersalah karena terus melihat adiknya yang selalu mendapat rasa sakit.
Yoona membawa ketiga nya duduk disisi ranjang menunggu Lisa selesai dengan kegiatannya. Adik mereka memang gadis yang kuat,bahkan dia masih mampu berdiri sendiri setelah kejadian kemarin.
Mereka asik melalukan obrolan pagi hari ini,hingga tak terasa mereka sudah menunggu hampir 20 menit namun bungsu Kim belum juga keluar. Lantas Rosé berinisiatif untuk menyusul adiknya itu.
Rosé mengetuk-ngetuk pintu kamar mandi yang hanya terdengar suara shower yang menyala. "Lisa-ya,kau sedang apa?mengapa lama sekali eoh?"
Rosé mengetuk sangat keras saat tidak mendapatkan jawaban dari dalam,dia menempelkan telinga nya pada pintu dan mendengar baik-baik suara adiknya yang masih tidak terdengar.
Jantung Rosé berdetak kencang saat dia benar-benar tidak mendengar suara adiknya didalam sana. Sialnya Lisa mengunci pintu saat sebelum dirinya merasa kesakitan dibagian dada nya.
"Lisa buka pintu nya!" Rosé terus mengetuk pintu dan memainkan kenop pintu tersebut sesekali berusaha untuk mendobrak masuk kedalam.
Mengerahkan sekuat tenaga, Rosé rela menabrakan tubuh nya pada pintu kayu itu dengan sangat kencang agar bisa membuka pintu yang terkunci itu.
Brak!
Pintu terbuka dengan sangat kencang dan yang pertama kali Rosé dengar adalah suara jeritan Lisa yang sangat melengking.
"HAAA.. Unnie!"
Lisa langsung menutup seluruh tubuhnya saat Rosé dengan tiba-tiba masuk kedalam kamar mandi disaat dirinya tengah berada dalam guyuran shower.
KAMU SEDANG MEMBACA
Breath 'L'
RandomAku hidup untuk mempertahankan satu kebahagiaan. Tuhan memberi ku kesempatan untuk membalas kebaikan kalian. Jika sudah tak diinginkan aku memilih kembali bersama Tuhan.- L -Second story.