44. Breath : Pancake

1.9K 326 37
                                    

Please vote before you enjoy this chapter 🍵
.
.

15.00 KST

Pukul tiga sore ini,Irene baru saja mengantarkan ketiga siswa itu kembali ke sekolahnya. Lisa,Seulgi dan Mingyu sangat amat berterima kasih pada Irene karena sudah mentraktir makan mereka semua.

Lisa turun dari mobil diikuti oleh kedua temannya itu. "Terimakasih Unnie untuk hari ini." Ucap Seulgi dan Mingyu yang memilih untuk masuk kedalam area sekolah meninggalkan Lisa dan Irene.

Sowon sudah terlebih dahulu pulang dan tidak ikut dalam mobil Irene. Lisa membungkuk pada Irene dan berterima kasih atas pertemuan pertamanya hari ini. Meski Lisa masih sedikit canggung namun dia harus cepat beradaptasi dengan semuanya.

"Unnie, terimakasih banyak untuk hari ini. Mohon bantuannya untukku agar bisa menjadi trainee yang baik." Irene mengangguk dan tersenyum mengusap lembut surai Lisa.

"Gwenchana,kau pasti bisa. Kyeopta."

Tiba-tiba Irene memeluk Lisa cukup lama. Entah perasaan apa yang ada dihati Irene saat melihat Lisa,dia begitu merasa nyaman dan tenang.

Ini baru pertemuan pertama mereka tapi sepertinya Irene sudah menganggap Lisa layaknya adik kandung sendiri. Irene belum melepaskan pelukannya dan masih ingin merasakan hangatnya pelukan Lisa.

Lisa sangat canggung saat ini. Entahlah, tapi perlakuan Irene padanya terlalu berlebihan untuk seseorang yang baru pertama kali bertemu.

Tapi Lisa tidak menyalahkan sikap Irene karena mungkin ini adalah cara Irene agar lebih dekat dengan seseorang.

Lisa mulai tidak nyaman,namun Irene masih belum ingin melepaskan pelukannya. "Unnie,kau baik-baik saja?" Ucap Lisa yang sedikit melonggarkan pelukannya namun Irene kembali memeluknya.

Seperti Dejavu dengan satu kejadian,Lisa melirik kekanan dan kiri mencari keberadaan Seulgi atau Mingyu. Para siswa mulai keluar dari area sekolah dan menuju mobil jemputan nya.

Sedangkan disalah satu parkiran mobil,dua orang gadis yang berniat menjeput adik kesayangannya melihat satu pemandangan yang membuat hatinya panas.

Jisoo dan Jennie datang tepat waktu untuk menjeput Lisa. Namun saat mereka sampai dan ingin memarkirkan mobilnya,mereka malah melihat pemandangan yang membuat hatinya membara.

"Unnie,siapa yang berani memeluk adik kita disana." Jisoo melihat pada orang yang ditunjuk Jennie.

Matanya memanas melihat itu,dimana seorang wanita yang tengah memeluk adiknya sangat erat dan terlihat dari raut wajah Lisa jika adiknya itu tidak nyaman.

"Ini tidak bisa dibiarkan." Jennie langsung turun dari mobil,disusul oleh Jisoo. Langkahnya begitu lebar saat akan menghampiri adiknya,juga tangan yang mengepal saat dia tidak terima adik kecilnya dipeluk oleh orang asing.

"Ya! lepaskan adikku." Jennie berkata dengan lantang memaksa lepas pelukan Lisa dan wanita asing itu.

Bahkan adiknya hampir tersungkur kebelakang karena Jennie benar-benar kuat melepaskan pelukan Irene padanya.

Lisa menghembuskan nafas kasar saat melihat raut wajah Jennie yang sudah merah. Lisa paham situasi ini, kakaknya sangat tidak suka jika ada orang asing yang berani bermain fisik dengan adiknya apalagi pelukan.

"U-Unnie." Ucap Lisa terbata melihat Jennie yang seakan menantang Irene.

Irene tentu terkejut dengan tindakan Jennie yang menurutnya kasar itu. Dia bahkan sedikit terpental pada mobilnya karena Jennie mendorong tubuh Irene dengan kencang.

Breath 'L'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang