64. Breath : Revealed

1.8K 261 24
                                    

Please vote before you enjoy this chapter 🍵

Dengan perasaan yang kalut,orang tua dari mendiang Eunha berjalan dengan tertatih menemui jasad putrinya yang sudah dievakuasi ke sebuah rumah sakit.

Beberapa polisi menjaga ruangan mayat tersebut, termasuk ayah Mina yang memang berprofesi sebagai polisi hanya mampu menunduk dengan perasaan yang menyesal juga kecewa dengan putrinya sendiri.

"Tidak ada keadilan untuk anak mu yang sudah menghabisi nyawa putriku. Aku akan menuntut dan memenjarakannya anakmu itu!" Tangis raungan seorang ibu mampu membuat suasana disana semakin haru dan menyedihkan.

Melihat jasad putrinya yang sudah pucat membiru membuat hati sang ibu remuk jika mengingat bahwa Eunha pergi menuju perkemahan dengan tawa riang. Namun ketika pulang mengapa ibunya melihat Eunha yang pucat dan tak bergerak sama sekali.

Mina sudah ditetapkan sebagai tersangka pembunuhan atas mendiang Eunha. Karena beberapa bukti memang tertuju pada gadis itu,didalam tubuh Mina terdapat zat yang mengarah pada obat terlarang dan juga minuman beralkohol. Maka tidak salah jika ayahnya sangat kecewa dengan tindakan fatal yang Mina lakukan.

Jika Mina dan Eunha bisa ditemukan,lantas dimana Nayeon sekarang?siapa yang menyembunyikan Nayeon hingga para polisi tidak menemukan gadis itu.

_________

Kembali pada gadis berponi yang masih berada disebuah Resort mewah,malam hari yang gelap namun dipenuhi bintang ini Lisa terus menggeliat dari tidurnya yang tak nyenyak. Wajah dan tubuhnya dibasahi oleh peluh membuat baju piyama yang dia pakai terasa lengket.

Lisa terus bergerak dalam tidur karena merasa kepanasan membuat Jennie yang berada disampingnya ikut terbangun dengan pergerakan Lisa.

"Ada apa dengan anak ini?" Ucap Jennie yang berusaha membuka matanya melihat Lisa yang sibuk menggeliat dengan sesekali menendang selimut itu.

Jennie akhirnya terbangun dan berusaha membangunkan Lisa. Dia mengusap keringat yang terlihat membasahi wajah hingga leher adiknya. "Astaga dia kepanasan, Lisa-ya bangun."

Jennie menepuk-nepuk pipi Lisa agar adiknya itu terbangun, melihat Lisa yang tersiksa karena panas disekitarnya membuat Jennie ikut merasa kasihan.

Keadaan kamar mereka memang terasa panas,namun Jennie masih terlihat baik-baik saja. Berbeda dengan Lisa yang bahkan bermandikan keringat nya sendiri.

Imun Lisa benar-benar harus terjaga dengan baik,jika cuaca sedang dingin maka tubuh Lisa akan terasa sangat dingin. Dan jika keadaan sekitar sedang panas maka tubuh Lisa akan terasa sangat panas,lembab dan berkeringat banyak.

Lisa membuka mata dengan sayu,bahkan poni yang Lisa punya terlihat basah oleh keringatnya sendiri. "Lisa kepanasan?apa pendingin ruangan ini kurang dingin untuk mu?"

Lisa mengangguk dan membuka dua kancing baju piyama atasnya yang sudah basah itu. "Ini lengket sekali." Ucap Lisa sambil menggosokkan tangan dimata nya berusaha untuk melihat kegelapan kamar itu dengan baik.

Jennie tersenyum lalu mengikat rambutnya cepol. Dia berjalan menyalakan lampu dan membuka lemari pakaian membawakan Tshirt yang nyaman untuk adiknya.

Lisa membuka piyama nya dihadapan Jennie,dan gadis berpipi mandu itupun kembali memakai kan Tshirt untuk Lisa. Layaknya seorang kakak yang mengurus adiknya dengan baik,itulah yang Jennie lakukan pada Lisa agar gadis berponi itu tidak merengek hanya karena keadaan disekitarnya panas.

Setelah selesai,Jennie kembali mengatur suhu ruangan agar membuat Lisa tertidur nyaman. Setelahnya Jennie mematikan lampu,lalu dia melompat dan langsung memeluk adiknya.

Breath 'L'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang