Please vote before you enjoy this chapter 🍵
.
.
.Yoona akhirnya bangkit dan berjalan meninggalkan meja makan. Selera makan nya sudah hilang,padahal dia sangat ingin bersenda gurau bersama keempat putrinya dimeja makan malam ini. Namun karena pembahasan Kim Soon Jae,entah kenapa emosional Yoona sedikit tak terkontrol.
Mereka semua menatap kepergian Yoona lalu diikuti oleh si sulung yang berjalan menaiki tangga dan memilih untuk masuk kedalam kamar Rosé. Karena melihat kakaknya yang berjalan dan masuk kedalam kamarnya, Rosé lantas beranjak dan menarik tangan Lisa yang berada disampingnya untuk ikut.
Namun Lisa menepisnya dengan pelan. "Duluan saja." Tanpa menatap kearah kakaknya.
Karena keadaan sudah terlanjur canggung, Rosé akhirnya membungkuk pada kakeknya dan berjalan menaiki tangga menyusul Jisoo.
Dimeja makan yang mulai hening itu menyisakan tiga orang yang hanya saling diam tak mengeluarkan suara sedikitpun. Bungsu Kim yang hanya memainkan kuku jarinya juga Jennie yang hanya memutar matanya bosan karena keadaan yang benar-benar canggung.
"Jika kau sudah selesai,cepat tidur dan beristirahat lah," Jennie bangkit dan membawa satu buah apel lalu membungkuk pada kakeknya untuk pergi dari meja makan. Jennie pun melangkah dan menaiki tangga menuju kamar Rosé dimana Jisoo dan Rosé berada.
Tersisa lah Lisa dan juga Kim Soon Jae yang masih mempertahankan keheningan disana. Kim Soon Jae mulai memotong daging steak dengan ukuran kecil dan terus menatap cucunya yang terlihat bosan menundukan pandangannya itu.
Setelah selesai dia memberikan alas piringnya pada Lisa. Melihat potongan daging dihadapannya,Lisa mendongak menatap Kim Soon Jae yang tersenyum padanya. "Makanlah."
Lisa menatap alas piringnya lalu dengan perlahan memakan potongan daging yang kakeknya buat. "Gomawo." Ucapnya begitu pelan namun masih bisa terdengar oleh Kim Soon Jae.
Mereka pun akhirnya makan malam bersama ditengah keheningan yang tercipta. Mengambil segelas air lalu meminum nya hingga tandas kemudian mengusap sudut bibirnya menggunakan sapu tangan.
Kim Soon Jae menyudahi makanan malamnya dan memilih untuk menunggu cucunya yang masih asik dengan alas piringnya itu. "Apakah Haraboeji masih memiliki waktu berbincang bersama mu?"
Dengan kunyahan yang masih ada,Lisa mengangguk pelan dan kembali menatap pada potongan daging dihadapannya. Kim Soon Jae mengangguk dan terus menghembuskan nafasnya.
Lisa menunggu ucapan apa yang akan Kim Soon Jae sampaikan padanya,namun setelah beberapa menit kakeknya itu tidak mengeluarkan suaranya, seolah ucapan yang ingin dia sampaikan pada Lisa begitu berat.
"Apa yang ingin kau sampaikan?" Akhirnya Lisa memilih untuk bertanya sebelum makan malam miliknya selesai dan akan kembali menuju kamarnya untuk beristirahat bersama ketiga kakaknya.
"Haraboeji sangat menyayangimu,Lisa." Ucap Kim Soon Jae namun tanpa menatap kearah Lisa. Dia mengatakan hal itu sambil menuangkan wine kedalam gelas. Lisa pun hanya mendengarkannya saja,tanpan ada reaksi apapun.
"Haraboeji tidak ingin kehilangan dirimu lagi, Haraboeji rela menukar jiwa demi kebahagiaan dirimu." Dan untuk ucapan yang baru saja kakeknya ucapkan Lisa mulai menatap wajah kakeknya yang masih memainkan gelas berisi wine tersebut.
Hendak membalas ucapannya,namun Kim Soon Jae kembali memotong ucapan Lisa.
Kim Soon Jae menatap lekat wajah Lisa. "Apakah kau menyayangi Haraboeji?" Manik Lisa sedikit mengkerut, pertanyaan konyol apa yang kakeknya itu katakan. Mengapa Kim Soon Jae harus menanyakan hal yang memang sudah jelas adanya bahwa Lisa memang menyayangi nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Breath 'L'
RandomAku hidup untuk mempertahankan satu kebahagiaan. Tuhan memberi ku kesempatan untuk membalas kebaikan kalian. Jika sudah tak diinginkan aku memilih kembali bersama Tuhan.- L -Second story.