Please vote before you enjoy this chapter 🍵
.
.
.Pasrah,pada hidup adalah titik dimana kita sudah cukup lelah menjalani kehidupan yang tidak pernah sesuai dengan apa yang kita inginkan. Rencana kehidupan yang selama ini kita buat,jika Tuhan belum mengizinkan itu semua terealisasi maka manusia terpaksa harus mengikuti alur Tuhan.
Baik ataupun buruk jika Tuhan yang memberi maka manusia tidak berhak memprotes. Semua sudah memiliki kadarnya masing-masing,dan untuk kebahagiaan akan ada saatnya meski manusia harus menerjang badai terlebih dahulu.
Pelangi muncul disaat hujan dan badai menerjang. Setelah semua badai kehidupan sudah terlewati maka akan muncul setitik cahaya yang mulai menyinari kegelapan setelah badai tersebut.
Jika kamu mencintai langit berserta awan,maka kamu harus mencintai mendung,petir dan gemuruhnya. Di kehidupan yang sekarang,Lisa mulai bingung perihal ingin kemana dan akan apa. Tidak,Lisa sebenarnya tidak ingin kehilangan arah sebab dari awal Lisa sudah kesulitan untuk menentukan arah.
Hidup Lisa adalah tanda tanya,banyak sekali pertanyaan-pertanyaan yang ganjil dan jawaban tidak pernah menggenapkan.
Dan sementara ini,Lisa hanya memiliki kemampuan untuk meyakinkan dirinya sendiri bahwa garis hidupnya yang sekarang akan membentuk garis-garis yang lain untuk mengantarkannya ke tempat yang disebut 'sampai'.
Lisa terbangun setelah melewati malam yang menyeramkan. Pagi hari ini cuaca masih terlihat mendung dan menggelap karena awan hitam berkumpul menutupi matahari yang hendak menemui para manusia.
Lisa melirik kekanan dan kirinya dimana ketiga kakaknya yang masih memeluk selimut tebal karena memang hawa pagi ini terasa sangat dingin. Lisa mengusap rambut Jennie yang menghalangi wajah cantik kakaknya nya itu dengan lembut.
Lalu mendaratkan ciuman yang sedikit lama dipipi kakaknya. "Aku menyayangimu, Unnie." Ucapnya dalam hati. Lisa memainkan pipi mandu kakaknya karena sangat gemas.
Setelah itu,Lisa mengusap pipi Rosé yang ada disebelahnya lalu meninggalkan kecupan hangat disana. "Aku juga menyayangi mu." Lisa membenarkan selimut Rosé yang sedikit terbuka itu.
Saat Lisa ingin menggapai kakak sulungnya,Jisoo tanpa sadar membalikkan tubuhnya membelakangi adiknya. Lisa tertawa pelan karena melihat kakaknya itu,lalu Lisa turun perlahan menuju ujung kasur.
Lisa berjalan pada sisi ranjang dimana Jisoo tertidur. Lisa menyingkirkan helaian rambut yang menghalangi wajah Jisoo. Lisa membenarkan selimut kakaknya dan meninggalkan kecupan hangat disudut bibir Jisoo. Dengan suara seraknya Lisa berkata "Aku menyayangimu, Unnie. Aku menyayangi kalian semua."
Setelah mengatakan itu,tanpa Lisa sadari sudut bibir Jisoo terangkat begitu saja setelah Lisa mengatakan hal manis pada kakaknya yang tertidur.
Lisa berjalan membuka tirai gorden tersebut dan terlihat lah oleh matanya dimana cuaca pagi hari ini sangat mendung. Lisa hanya bisa membuang nafasnya karena harus dihadapkan dengan cuaca menyedihkan pagi ini.
Lisa mengusap-usap kedua tangannya dan sesekali meniupkan pada telapak tangannya agar terasa lebih hangat. Dan saat dia fokus pada dunianya, tiba-tiba ada tangan yang memeluk perut ratanya dari belakang.
Lisa tersentak dan langsung melihat wajah pelaku tersebut dari samping dan ternyata itu adalah ulah kakak sulungnya.
Jisoo ternyata sudah terbangun saat Lisa melakukan hal manis pada Rosé dan saat dia melihat Lisa ingin meraihnya,dia sengaja membalikkan badannya karena gemas melihat tindakan adiknya pada Rosé.
Dan saat Jisoo tahu bahwa adiknya itu turun dari ranjang dan menghampirinya, Jisoo berpura-pura masih tertidur agar adiknya leluasa untuk melakukan hal manis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Breath 'L'
RandomAku hidup untuk mempertahankan satu kebahagiaan. Tuhan memberi ku kesempatan untuk membalas kebaikan kalian. Jika sudah tak diinginkan aku memilih kembali bersama Tuhan.- L -Second story.