Lalice turun dari sepeda motor milik Bogum dengan sangat hati-hati. Sebelumnya Park Bogum membawa Lalice ke rumah sakit untuk mengobati luka-luka nya karena takut terjadi infeksi. Bogum pernah berkata pada Lalice jika dia tidak boleh mengabaikan luka sedikitpun.
Park Bogum tidak pernah bertemu gadis sekuat Lalice dalam hidupnya,jika tidak ada yang menjaga Lalice maka dia akan melindungi hidup Lalice seperti adiknya sendiri.
Park Bogum membenarkan sejenak rambut Lalice yang tertiup angin. Lalu mengusap lembut memar dipipi Lalice,dia meringis saat tangan dingin pria itu menyentuh luka itu.
"Sakit oppa." Ucap Lalice yang memajukan bibirnya.
"Mianhe. Setelah ini kau istirahat,aku akan membantu menyelesaikan masalahmu dan jika kau mau aku akan mencarikan mu sekolah baru. Jangan menangis lagi karena kau tidak bersalah,mengalah bukan berarti kau kalah tunjukkan sisi Lalice yang selama ini selalu kuat."
Lalice menahan air matanya. Hanya Bogum oppa satu-satunya orang yang dapat Lalice percaya,dia orang yang selalu menguatkan Lalice disegala macam keadaan.
"Gomawo oppa, tetaplah berada disamping ku karena aku tidak punya siapa-siapa selain imo dan kau." Lalice memeluk tubuh tinggi Bogum. Diusapnya surai lembut Lalice itu,betapa sayangnya Bogum pada Lalice hingga dia rela mengorbankan apapun untuk Lalice.
"Sekarang kita masuk kedalam,biar aku yang menjelaskan semuanya pada Ji-hyun-ssi."
.
.
.Ji-hyun masih menangis tersedu-sedu diruang tengah sendirian. Setelah Bogum menjelaskan padanya tentang permasalahan yang tengah menimpa Lalice, Ji-hyun merasa gagal dalam menjaga Lalice. Hidup gadis itu benar-benar menyedihkan.
Lalice selalu berusaha menguatkan dirinya sendiri tanpa orang lain tahu. Seorang gadis berumur 17 tahun harus menerima semua cobaan yang menimpanya sendirian dan seberat ini.
Disakiti oleh orang lain lah yang tidak bisa Ji-hyun terima. Gadis yang Ji-hyun jaga,dia rawat dengan sebaik mungkin harus berakhir dengan menerima luka dari orang yang bahkan tidak dia kenal.
Sedangkan dikamarnya Lalice tengah tertidur dengan pulas memeluk boneka ayam berwarna kuning setelah Bogum menemani Lalice tertidur.
Lelah, itu yang sedang Lalice rasakan. Tidurnya begitu pulas dan damai seperti tidak ada rasa sakit yang terpancar dari wajahnya. Biarlah malam ini Lalice beristirahat dari dunia yang begitu jahat padanya, semoga besok pagi ada sebuah keajaiban yang datang membawa kebahagiaan.
__________Pagi hari ini udara kota Melbourne terasa sangat sejuk. Tirai yang masih tertutup membuat cahaya matahari tidak bisa masuk menembus jendela. Hanya beberapa celah sinar matahari bisa memaksa masuk.
Seorang pria masih bergulat dengan bantal dan juga selimut nya. Meski jam sudah menunjukkan pukul delapan siang tapi dirinya seakan masih memeluk mimpi semalam yang belum selesai.
Hari ini adalah jadwal Jo Jung Suk pergi ke bandara untuk menuju Seoul Korea Selatan pukul sepuluh siang. Semua barang sudah dia packing dengan baik semalaman.
Brak~
Jo Jung Suk terjatuh dari ranjangnya,dia akhirnya harus terbangun dengan cara seperti itu. Pria itu mulai membuka matanya lalu melirik pada jam diatas meja nakas nya.
"Astaga aku kesiangan." Dia mulai berdiri lalu sedikit merenggangkan tubuhnya. Oke,dia baru saja akan memulai rutinitas paginya seperti biasa. Menjadi seorang dokter membuat dirinya harus terbiasa ekstra cepat,namun dokter juga manusia tidak akan selamanya harus bergerak cepatkan.
Sat set sat set,dia berjalan kesana kemari mempersiapkan barang-barang nya untuk menuju bandara. Apartemen mewah miliknya telah menjadi saksi bagaimana kehidupan seorang Jo Jung Suk disaat dia sendirian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Breath 'L'
RandomAku hidup untuk mempertahankan satu kebahagiaan. Tuhan memberi ku kesempatan untuk membalas kebaikan kalian. Jika sudah tak diinginkan aku memilih kembali bersama Tuhan.- L -Second story.