12 - Anak Berbakti

1K 98 5
                                    

Sebelum baca, jangan lupa tekan bintang vote-nya dulu ya~ selamat membaca💜

˚ᵔ ᵕ ᵔ˚

DI rumah Miki di perumahan mewah yang tetanggaan sama salah satu artis terkenal yang menikah dengan pengusaha tak kalah terkenal, anak-anak cowok IPA 2 pada kumpul. 

Miki itu merupakan anak dari salah satu konglomerat di Indonesia. Anak tengah dan cowok sendiri. Punya kakak cewek yang kuliah di US dan adik cewek yang masih SD. Tapi meskipun rumahnya Miki gede dan mewah, mereka kalau kumpul lebih seringnya di rumah Adul. Soalnya rumahnya Adul ada mushola gede, adem aja gitu nongkrong di depan sambil ngelihatin ikan-ikan mujair. Iya, mamanya Adul bukan melihara ikan hias tapi ikan yang bisa diambil sewaktu-waktu kalau ada acara bakar-bakaran tinggal ambil ikan aja dari kolam. 

Dan meskipun jarang ngumpul di rumah Miki, anak-anak cowok udah berasa dianggap bagian keluarga. Sekarang mereka lagi main kartu remi di gazebo belakang dekat kolam renang sambil ngemilin cemilan mahal yang nggak dijual di Indonesia bareng mamanya Miki yang emang asik diajak ngobrol. Zidan sama Bambang malah lagi makan ikan tuna sama ayam panggang berlapis emas yang tadi dibuatin mamanya Miki, lalu tanpa sungkan minta nambah sampai tiga kali.

"Masakan Mamih memang tiada duanya?" puji Bambang yang memang memanggil mama Miki sebutan mamih, singkatan dari Mama Ihda.

"Memang luar biasa tiada duanya!" balas Zidan ikut-ikutan.

"Kalau mau nambah ambil lagi aja ya, bawa pulang sekalian nanti." Mama Ihda balas tersenyum terlihat senang.

"Iya abisin aja semuanya, sepiring-piringnya. Sendok, garpu, gelas boleh banget ditelen semua." Miki berujar sarkas.

"Dikira kita kuda lumping Bams." Zidan bersungut-sungut.

"Elo berdua beneran spesies langka di Bhumi Kita." Miki menyindir Bambang juga Zidan sambil geleng-geleng melihat Bambang yang dengan lahap makan ayam panggang berlapis emas yang hampir keseluruhannya gosong. Meski dibilang makanan mewah, kalau mamanya yang buat beda cerita. Mamanya itu kan nggak bakat di dapur, untung aja tadi nggak kebakaran karena ada Adam yang memang jago masak. Tapi, meski udah dibantuin Adam plus asisten rumah tangganya tetep aja kecolongan. Mamanya memasang suhu oven terlalu panas alias dilevel maksimum, sampai ada asap mengebul keluar ditambah ikan gosong lainnya di penggorengan. Padahal cuma ditinggal sebentar. Ah—jangan lupa sayur paling mudah dibuat, kangkung. Ini gimana ceritanya kangkung dimasak nggak dipotong-potong dulu. Semuanya dimasak keseluruhan, mentang-mentang kangkung organik pilihan. 

Miki dulu pernah makan dan paginya dia kaget pas pup kangkungnya masih berupa helaian pas ditarik keluar. Dia kira cacing, soalnya rasanya ada geli-gelinya gitu sampai akhirnya Miki trauma makan kangkung mau siapa pun yang buat. 

Kalau ditanya rasa? Jangan salaaah. Rasanya memang luar biasa. Luar biasa asinnya. Tapi meski begitu masih bisa dimakan asal tersedia air mineral banyak-banyak sama nasi banyak. Udah berasa makan nasi pakai garam soalnya. Dan hebatnya Bambang juga Zidan bisa tahan tanpa minum air sama sekali, enjoy aja makan dengan lahap. Kan Miki jadi ngeri entar mamanya doyan masak gimana. Dia nggak mau kena hipertensi kalau makan masakan mamanya terus-terusan.

"Wah, beneran spesies edisi terbatas!" Miki kembali menyindir ketika melihat Bambang nambah untuk keempat kalinya.

"Gue kelaperan abis disuruh muterin Menteng. Dikira Menteng cuma satu kecamatan." Bambang balas nyindir sekaligus lega. Tadi Adam memang nyuruh anak cowok buat ikut bantu cari, soalnya sampai baterai ponsel Adam habis terus waktu makin sore diputerin bolak-balik Gita nggak ketemu-ketemu, dihubungin juga nggak bisa-bisa. Gimana tidak panik Adam dan kawan-kawan.

CHEMISTRY DI ANTARA GITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang