Sebelum baca, jangan lupa tekan bintang vote-nya dulu ya~ selamat membaca💜
✿‧˚✧ᵔ ᵕ ᵔ✧˚‧✿
Selasa pagi ini, anak-anak kelas 11 IPA 2 lagi heboh karena kedatangan murid baru. Yang cowok aja sih yang heboh, yang cewek malah tenang dan santai. Padahal, murid barunya itu cowok ganteng.
"Perkenalkan... nama saya Jevier Alano Elean, biasa dipanggil Jevi atau Jevier. Saya pindahan dari Manado," ucapnya memperkenalkan diri lalu tersenyum yang seketika menampilkan lesung di kedua pipi.
"Boleh panggil sayang enggak?" celetuk Bambang kemudian.
Kontan saja beberapa murid di kelas tertawa.
"Aduh, jangan mau dipanggil sayang sama si Bams. Dia itu player, cowoknya ada di mana-mana!" ujar Zidan ikutan bersuara.
"Soalnya nggak enak cuman dipanggil sayang tapi nggak diajak jadian!" seru Adul menambahkan.
"Sudah! Sudah!" potong Ibu Cucu Cahaya Hati wali kelas mereka. "Jevier sekarang kamu boleh duduk di tempat yang kosong."
Jevi mengangguk hormat, lalu matanya memandang berkeliling. Hanya tersisa tiga bangku kosong. Satu di belakang dan di sebelah Bambang atau tepatnya satu bangku kosong yang dihuni Miki sang ketua OSIS yang orangnya lagi sibuk di luar, lalu satunya lagi di sebelah cewek yang dari tadi tengah sibuk mengepang rambutnya. Sebagian cowoknya sibuk overacting, sementara yang cewek tampak tidak peduli. Jadinya kan Jevi agak ngeri. Memang kelas ini sungguh berbeda.
"Hai," sapa Jevi ramah lalu duduk di sebelah Gita. "Boleh duduk di sini kan?"
Gita bengong bingung menjawab. Pasalnya bangku yang ditempati Jevi ini ada penunggunya yaitu Hesty yang hari ini izin tidak masuk.
"Itu bangku ada penunggunya." Ulin berujar di belakang Jevi.
"Eh?" Jevi menoleh kaget.
"Iya, betul. Entar elo digentayangin loh. Sereeem!! Rambutnya hitam panjang!" seru Bambang menjelaskan. "Udah, mending sayangku duduk belakang gue aja nih kosong."
Anak yang lain terkikik geli. Ya, nggak salah sih penunggunya kan memang Hesty sang pemilik rambut hitam panjang.
Jevi yang sudah duduk jadi kikuk, menatap Gita seakan meminta pertolongan tapi Gita hanya mengabaikan Jevi di sebelahnya. Soalnya Gita tahu, beberapa menit kemudian palingan Jevi bakal gabung sama anak-anak cowok yang lain.
"Boleh kok duduk di situ, tapi khusus hari ini aja." Yonu berujar di sebelah Ulin dengan kalem.
Dan benar saja seperti dugaan Gita, setelah beberapa menit kemudian Jevi udah nangkring di belakang Bambang. Mereka udah ketawa-ketawa bareng kayak kawan lama tak jumpa.
***
Berita anak baru, ganteng lagi, langsung menyebar. Seketika Jevi jadi idola baru. Apalagi Jevi milih masuk ekskul basket yang notabene ekskul kece di sekolah, makin most wanted kan!
Cewek-cewek kelas lain banyak yang cari perhatian. Pas Jevi ke kantin suka curi-curi pandang, pas Jevi jalan di koridor tiba-tiba ada yang diem-diem ngikutin. Jevi ini anaknya murah senyum terus gampang berbaur, sifatnya ternyata juga sebelas dua belas kayak Miki. Suka baperin anak orang alias cewek-cewek. Bedanya, kalau Miki emang sengaja bikin baper lewat kata-katanya yang manis, tapi kalau Jevi tanpa kesengajaan alias emang sifat alaminya yang easy going.
Jevi juga nggak sombong. Dimintain kontak, langsung dikasih. Disenyumin bakal dibalas senyum, diajak ngobrol juga mau-mau aja. Akhirnya banyak cewek di kelas lain yang mendadak tebar pesona buat narik perhatian Jevi, soalnya dikira dapat lampu hijau. Cewek-cewek di luar kelas jadi seneng sekaligus iri karena lagi-lagi cowok yang gantengnya di atas rata-rata masuk penghuni 11 IPA 2. Beruntung banget kan cewek-cewek di kelas itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHEMISTRY DI ANTARA GITA
Teen Fiction[LENGKAP!] Gita, sosok cewek datar yang kalem tapi kalau udah nemu yang sefrekuensi bisa ikut gila juga. Dan Gita terdampar di kelas 11 IPA 2 yang ada si biang segalanya. 11 IPA 2 menjadi tempat berkumpul idamannya anak kelas lain. Yang terkenal ak...