23 - Gita yang Random

1K 113 11
                                    

Sebelum baca, jangan lupa tekan bintang vote-nya dulu ya~ selamat membaca💜

˚ᵔ ᵕ ᵔ˚

GALA termenung memperhatikan botol minuman yang sudah tidak ada isinya. Botol minuman yang pernah dijatuhkan Gita waktu itu. Sewaktu Gita yang ketakutan karena dijahili Bambang sampai memeluk erat kakinya. Minuman yang Gala tahu ingin Gita berikan untuknya sebagai permintaan maaf meski Gita tidak mengatakannya.

Saat itu Gala juga sama terkejutnya. Apalagi efek dipeluk Gita terasa aneh. Debaran jantungnya mendadak cepat tak beraturan, pikirannya juga jadi linglung. Baru setelah pelukannya terurai, Gala kembali ke kesadarannya. Tapi detik itu juga pandangannya terhadap Gita berubah.

Ditambah saat kejadian Gita tidak mematikan sambungan video call-nya. Bayang-bayang Gita sering menghantui sampai ke alam mimpi segala membuat Gala sebisa mungkin jauh-jauh dari peredaran Gita walaupun takdir selalu membawanya dekat dengan Gita. Jadi, Gala hanya bisa pasrah dan memilih tidak menghindar. Lagian Gala sama sekali tidak keberatan jadi bahan ledekan di sekolah, karena Gita memang hanya menggoda saat ada kawan-kawan.  Di rumah malah mereka sama sekali tidak pernah papasan dan Gita tidak pernah meneror atau menggodanya.

Gala memang mengenal Gita, dari dulu malah. Dari semenjak kepindahan Gita ke sini. Tapi mereka memang tidak dekat, padahal Ginan sepupu Gita sudah berasa adik kandungnya Gala. Ginan juga nggak pernah cerita tentang sepupunya ke Gala atau ke teman-teman setongkrongan mereka. Soalnya kata Ginan bahaya. Banyak buaya.

Beberapa hari ini Gita sering berada di rumah Gala. Dan entah sejak kapan Bunda Ndari jadi lebih sering menghabiskan waktu bareng Gita. Tujuan Gita ke rumah pun bukan untuk Gala melainkan untuk bundanya. Kalau nggak ada urusan ya Gita nggak bakal mau main.

Gala sebenarnya diam-diam memperhatikan Gita. Semenjak pertama Gita datang ke rumah dan melihat sosok asli dirinya yang sebenarnya, Gala agak khawatir kalau Gita ngaduin ke anak-anak kelas. Tapi hal yang ditakutkan tidak pernah terjadi. Gita bersikap biasa-biasa aja seolah nggak ada apa-apa membuat Gala perlahan merasa nyaman dan nggak perlu pura-pura jaga sikap di depan Gita.

Gita di rumah dan Gita di sekolah adalah sosok yang sangat berbeda. Kalau di sekolah sosok Gita bakal godain dirinya sambil bawa pasukan, tapi kalau di rumah Gita sangat pendiam, nggak banyak omong, cenderung cuek. Dan di sini akhirnya Gala bisa mengenal sosok Gita yang lain.

Gita mudah dibohongi. Gita mudah percaya omongan orang apalagi omongan Ginan, padahal soal IQ itu Gala hanya asal tanya supaya Gita rileks tapi malah merembet ke hasil psikotes sama ijasah terakhir segala. Ah, jangan lupakan foto tiga kali empat bergaya bebasnya.

Gala memandang map besar yang dibawa Gita pada siang menuju sore hari di hari Jum'at ini. Katanya mau dikasih lihat ke Bunda Ndari. Padahal Bunda Ndari lagi kencan bareng Uday dan nggak pernah nanyain tentang hasil psikotes yang pernah dilakukan waktu kelas sepuluh. Gita lalu menunggu di ruang keluarga sambil noel-noel boneka beruang di samping Gala.

"Mana? Gue mau cek hasil IQ elo?" tanya Gala dengan songongnya membuat Gita berdecak.

"Udah gue cek dan IQ gue nggak lebih rendah dari lumba-lumba."

"Oh ya? Masa?"

"Nih, kalo nggak percaya." 

Gita lalu menyerahkan map yang dibawanya ke Gala. Gala menerimanya dan membuka map lalu menaikkan alisnya melihat hasil psikotes Gita. Beneran pinter ternyata. Gala memperhatikan hasil analisis minat dan bakat milik Gita dan dibuat takjub. Gita benar-benar anak seni nyasar di lingkungan eksak. Grafik art Gita nyaris menyentuh sempurna, hitungannya juga lumayan, dan ternyata benar kata Ulin, ekonomi Gita emang di bawah rata-rata yang lain.

CHEMISTRY DI ANTARA GITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang