Sesuai judul, kalian dukung siapa?
Sebelum baca, jangan lupa tekan bintang vote-nya ya~
✿‧˚✧ᵔ ᵕ ᵔ✧˚‧✿
SELAIN seni musik, pelajaran yang tidak Gita sukai adalah pelajaran olahraga khusus pengajaran voli. Selain voli, Gita suka semuanya. Soalnya Gita nggak terlalu ngerti sama permainan voli. Mau dilihat seberapa lama pun, tetap aja membosankan. Padahal ekskul voli nggak kalah kece dari basket, tim voli sekolahnya sering nyumbangin medali. Ya meski Gita sering liat Gala latihan pas ekskul, tapi Gita nggak pernah liatin permainannya. Yang diliat kan Galanya.
Di pinggir lapangan, Gita bengong liatin anak-anak cowok pada penilaian praktik bareng Pak Yo dimulai dari servis atas, servis bawah, servis lompat, blok, smash, dan passing.
Gita menyingsingkan kaos olahraga lengan panjangnya. Lengannya tampak memerah begitu juga dengan wajahnya. Di sebelah kirinya, Lilis mengipas-ngipasi Gita dengan telapak tangannya. Gita hanya tersenyum tipis. Cuaca di jam olahraga memang lumayan terik. Untung di pinggir lapangan cukup teduh. Dan untungnya lagi, tadi anak cewek yang duluan penilaian.
Tiba-tiba sebotol air dingin menempel di pipi Gita, membuat Gita langsung menoleh ke arah sumber dingin. Dilihatnya lesung pipi yang menyambutnya. Jevi tersenyum sambil menggoyangkan botol minumnya pada pipi Gita. Gita segera ganti memegang botol minumnya, sementara Jevi ikut duduk di sebelah kanan Gita yang tadinya ada Ajeng tapi Ajeng yang peka segera mundur ke belakang.
"Adem Jev, kayak senyum elo." Gita berujar sambil mencoba membuka tutup botol, namun Jevi langsung mengambil alih dan ganti membukanya kemudian menyerahkan kembali pada Gita. Gita segera meminumnya sedikit demi sedikit.
"Adem Ta, kayak adem Sriwindasari," ucap Lilis memperhatikan Gita yang minum.
Gita yang melihatnya kemudian ganti menyerahkan botol airnya ke Lilis yanglangsung menenggaknya banyak-banyak. Setelah selesai, Lilis langsung menyeka bibirnya dengan punggung tangan.
"Jev, cuma Gita yang dikasih aer?"
"Kan Gita yang spesial," balas Jevi santai. Lilis langsung cemberut.
"Lis, makanya duduk di belakang jangan di depan ngeliatin Pak Yo mulu." Ninit berujar di belakang Lilis. Lilis langsung menoleh ke arah Ninit yang lagi minum begitupun Amina dan Ajeng.
"Kita-kita juga dibeliin minum sama Jevi nih se-box. Ada jelly juga Lis!" seru Suci menambahkan. "Dia tadi izin ke Pak Yo buat ke kantin, sekalian minjem box-nya Zidan. Gue kira tadi si Jevi mau jualan."
"Oh ya? Mana jelly-nya gue mau?" tanya Lilis membuka telapak tangan kanannya meminta. Suci segera memberikan seplastik jelly. Gita ikut menoleh ke arah Suci dengan pandangan berbinar, tapi Suci langsung menutup tutup box-nya dan pandangannya fokus ke depan. Gita ganti menatap Lilis yang asik ngunyah jelly.
"Minta Jevi aja. Gue yakin sepabriknya dia beliin buat elo Ta." Lilis tersenyum jahil, membuat Gita merengut. "Becanda, nih aaa."
Gita tersenyum senang dan langsung membuka mulutnya menerima suapan dari Lilis. Jevi yang melihatnya tertawa kecil lalu mengambil sesuatu di saku celananya yang ternyata jelly juga. Jevi ganti membuka dan menyuapi Gita. Gita tidak menolak dan senyum-senyum menatap Jevi. Jevi balas dengan usapan di rambut Gita yang diikat gaya pony tail.
"Duh, mulus amat Jev. Lancar ya? Jaya! Jaya!" sorak Lilis dengan suara pelan karena ada Pak Yo.
Jevi hanya tersenyum dan kembali menyuapi Gita. Gita juga ikut-ikutan menyuapi Jevi. Sementara beberapa pasang mata menatap keduanya heran. Adam segera menoleh ke arah Gala yang pura-pura sibuk bantu Pak Yo jadi partner buat praktik penilaian. Padahal sebenarnya Adam tahu tadi Gala diam-diam melirik ke arah Gita dan juga Jevi.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHEMISTRY DI ANTARA GITA
Teen Fiction[LENGKAP!] Gita, sosok cewek datar yang kalem tapi kalau udah nemu yang sefrekuensi bisa ikut gila juga. Dan Gita terdampar di kelas 11 IPA 2 yang ada si biang segalanya. 11 IPA 2 menjadi tempat berkumpul idamannya anak kelas lain. Yang terkenal ak...