Sebelum baca, jangan lupa tekan bintang vote-nya dulu ya~ selamat membaca💜
✿‧˚✧ᵔ ᵕ ᵔ✧˚‧✿
BUNYI debuman terdengar menggema di sebuah ruangan pelatihan bela diri. Terlihat Gala dan Jeka yang asik bergulat di atas matras saling membanting satu sama lain di saat malam diguyur hujan deras di luar sana.
Ada juga Uday yang duduk lesehan di pinggiran sambil ngemil tahu kriuk yang udah nggak kriuk lagi karena udah dingin. Uday bisa lihat kalau Gala pakai perasaan banget pas banting Jeka, kalau Jeka sih tenang dengan sorot membara. Seru sekali pergulatan mereka. Dua-duanya nggak ada yang mau ngalah, padahal ngapain harus banting-bantingan kayak bocah. Sungguh buang-buang waktu bagi Uday.
Setelah tahu kriuk satu bungkusnya habis, Uday mengecek jam di ponselnya yang menunjukkan angka 21:21. Uday segera berjalan keluar mau cari minum. Biar aja mereka dia tinggal, mereka nggak akan gelut beneran sampai berdarah-darah. Baru nanti pas jam sepuluh dia bakal jadi wasit buat nyeret keduanya pulang kalau banting-membantingnya belum selesai juga.
Tepat setelah Uday keluar, Jeka tersenyum tipis. "Gita buat gue aja ya?"
Gala mengerjap karena Jeka memprovokasinya. Jeka langsung ambil ancang-ancang ketika Gala sedikit lengah kemudian ia membanting Gala sekuat tenaga lalu menguncinya, membuat Gala menepuk-nepuk lengan Jeka yang menguncinya. Jeka segera melepaskan kemudian berguling ke samping Gala sambil tertawa.
"Gue menang."
Gala mendengus kesal dengan nafas memburu. "Elo curang."
"E-eh mana ada?"
"Gue udah putusin Jana." Gala berujar tiba-tiba.
"Ya terus?"
"Elo tau maksud gue."
Jeka menarik nafas panjang kemudian bangkit duduk. "Ya udah sih tinggal bilang ke Gita... Ta, gue udah putus nih, sekarang kita pacaran yuk. Gampang kan?"
Gala tersenyum tipis. "Gue pengen jelasin itu berkali-kali tapi selalu aja ada penghalang."
"Berarti nggak jodoh."
Gala melirik sewot kemudian menendang Jeka sampai terguling. Jeka langsung ngakak sambil ngelitikin Gala yang tiduran supaya bangun. Gala akhirnya bangun duduk dengan helaan nafas pelan.
"Apa menurut elo gue nggak cukup baik buat Gita?" tanya Gala kemudian.
Jeka terdiam tidak segera menjawab. Diusapnya keringat yang mengalir di dagu dengan punggung tangan lalu matanya menerawang jauh.
"Apa elo tau tentang Gita?" tanya Jeka balik.
"Nggak banyak yang gue tau."
Jeka mengangguk-angguk paham. "Ya udah kalo gitu jawabannya udah jelas, elo nggak cukup baik buat Gita."
"Kalo elo di posisi gue gimana?"
"Yakin tanya itu?"
Gala mengangguk.
"Gue bakal kejar secara ugal-ugalan lah, Gal. Apalagi peluangnya teramat gede. Dari awal Gita bilang suka, saat itu juga gue ajak pacaran. Masalah selesai. Tapi untuk posisiin diri sebagai elo yang sekarang, mending ngalah aja. Kebahagiaan Gita jauh lebih penting dibanding perasaan sendiri."
Gala terdiam dan kembali merebahkan dirinya di matras memandang langit-langit atap dan lampu yang menerangi ruangan.
"Oke, mungkin buat elo saat itu belum bisa trabas aja karena perlu pendekatan lebih. Takutnya Gita ilfeel pas ngeliat tingkah bocah elo kan pasti? Tapi jarak Jevi dateng itu lama Gal. Gue yakin saat itu elo sama Gita bener-bener deket dan Gita menerima elo apa adanya. Nggak seharusnya elo kelewat nyaman tanpa status karena anggap nggak ada saingan sampe pada akhirnya ada yang tiba-tiba dateng nyaingin elo. Dan saat itu terjadi, elo nyesel karena kalah cepet."
KAMU SEDANG MEMBACA
CHEMISTRY DI ANTARA GITA
Teen Fiction[LENGKAP!] Gita, sosok cewek datar yang kalem tapi kalau udah nemu yang sefrekuensi bisa ikut gila juga. Dan Gita terdampar di kelas 11 IPA 2 yang ada si biang segalanya. 11 IPA 2 menjadi tempat berkumpul idamannya anak kelas lain. Yang terkenal ak...