49 - Selamat Datang di Dunia Jevier

764 103 250
                                    

Sebelum baca, jangan lupa tekan bintang vote-nya dulu ya~ selamat membaca💜

˚ᵔ ᵕ ᵔ˚

Hari ini terlihat suasana yang berbeda dari biasanya di kelas 11 IPA 2. Suasananya agak sepi. Yaiya, Bambang si biang segalanya lagi kumpulan buat bahas olimpiade matematika, biarpun anaknya tengil tapi kan pinter. Sementara Adam lagi persiapan olimpiade kimia. Gala juga persiapan buat olimpiade fisika. Ada juga Inul yang sibuk ngurusin lomba debat bahasa Inggris. Riris yang anggun bahkan mau ikut lomba pembawa acara di stasiun televisi. Pokoknya semuanya punya kesibukan masing-masing.

Tak terkecuali Gita yang menghabiskan lebih banyak waktunya di ruang seni. Gita sibuk corat-coret di atas kanvas dengan kuasnya. Entah melukis apa. Jeka yang diam-diam menyusul, ikut memperhatikan pola abstrak yang Gita torehkan. Jeka tersenyum lalu menghampiri Gita.

"Bisa ruwet juga ya lo."

Gita segera menghentikan sapuannya dan tanpa sengaja menjatuhkan kuasnya. Mendadak ia merasa lemah. Semalam ia bermimpi, mimpi yang nyaman namun terasa sesak juga. Gita sedang dipeluk Gala kemudian Gala bilang suka pada dirinya. Begitu bangun, Gita seperti ingin menangis. Entah karena apa. Karena mimpinya terasa begitu nyata.

Jeka mengambil kuas yang dijatuhkan Gita yang kini tertunduk. Diusapnya kepala Gita dengan pelan. Tanpa kata. Tanpa pertanyaan. Jeka membiarkan Gita sibuk dengan pikirannya sendiri.

Sampai bel terakhir juga begitu, Gita yang datar menjadi lebih datar. Anak-anak yang lain mulai menerka-nerka karena Gita seperti awal kenal.

Jevi yang memperhatikan itu diam-diam jadi kepikiran, apa efek pernyataannya Sabtu kemarin sedahsyat ini. Padahal alasan Gita nggak mood ngapa-ngapain itu bukan karena Jevi. Tapi Jevi udah kege-eran duluan.

Jevi segera mengajak Gita pulang bareng begitu bel pelajaran terakhir berbunyi. Gita tidak menolak, tapi tidak mengiyakan juga. Intinya Gita pasrah aja ketika Jevi menggandengnya ke parkiran.

Seperti biasa, Jevi tidak mengajak Gita langsung pulang. Jevi bawa dulu Gita jalan-jalan. Tapi kali ini Gita menolak saat ditawari jajanan. Jevi mulai bingung, namun tak kehabisan akal. Dibawanya Gita ke sebuah galeri seni. Dan tepat seperti yang Jevi duga, mata Gita yang tadinya terlihat redup langsung berbinar. Jevi segera menggandeng Gita berkeliling dalam diam. Sesekali Gita mulai bercerita tentang lukisan dan Jevi hanya mendengarkan sambil tersenyum.

Seperti kata Hesty, Jevi akan memaksa masuk ke dunia Gita. Secepat yang ia bisa. Jevi pasti bisa membuat Gita nyaman.

Setelah puas berkeliling, Gita mengajak Jevi makan bakso di dekat jembatan penyebrangan. Karena bakso sangat cocok di segala mood. Jevi takjub karena Gita sampai nambah tiga kali porsi.

"Doyan atau laper?"

"Dua-duanya Jev."

Jevi tertawa. "Mau lagi?"

"Tiga kali cukup." Gita tersenyum kecil.

"Masih galau?"

"Siapa yang galau?" tanya Gita balik.

"Elo, Ta." Jevi tersenyum hangat. "Soal pernyataan gue Sabtu kemarin, kalo bikin elo kepikiran gue malah seneng. Tapi ngeliat elo yang berubah lebih kalem, jadi nggak enak guenya. Sori."

Gita mengerjap. Oh iya, Jevi bilang suka ya. Untung dibahas, Gita jadi sekalian pengen tanya sesuatu.

"Elo suka gue, Jev?"

"Iya, Ta."

"Sukanya?"

"Nggak tau," jawab Jevi jujur. "Awalnya gue penasaran kenapa elo beda sama yang lain. Deket elo gue nyaman padahal cuma liat elo bengong aja gue suka."

CHEMISTRY DI ANTARA GITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang