64 - Selesai

928 113 568
                                    

Sebelum baca, jangan lupa tekan bintang vote-nya dulu ya~ selamat membaca💜

‧˚✧ᵔ ᵕ ᵔ✧˚‧

DENTINGAN piano tampak mengisi kesunyian di sebuah ruangan apartemen mewah yang saat ini Gala tempati. Apartemen milik Jana tepatnya. Baru ketika terdengar pintu terbuka dan menampilkan sosok Jana, Gala menghentikan permainan jari-jarinya di atas piano. Tatapannya beralih pada Jana yang kini datang menghampiri.

"Tumben tiba-tiba ke sini nggak ngabarin dulu?" tanya Jana yang seketika mengernyit. "Elo abis berantem? Sampe lebam gitu."

"Gue mau kita selesai."

Satu alis Jana terangkat mendengar balasan Gala yang nggak nyambung. "Karena cewek bernama Gita itu?"

Gala mengangguk singkat kemudian bangkit berdiri. "Gue ke sini cuma mau bilang itu."

Jana terdiam tidak bereaksi. Ia sangat mengenal Gala yang tidak akan berbasa-basi untuk memberikan alasan mengapa dan apa. Lagian memang apa yang diharapkan dari Gala.

"Kenapa baru sekarang?" tanya Jana kemudian ketika dilihatnya Gala mengambil tasnya yang tergeletak di sofa.

"Karena kemarin-kemarin gue terlalu pengecut buat maju hanya karena gue takut ngecewain dia lagi. Tapi sekarang gue nggak mau nyesel buat yang ke sekian kalinya."

"Jadi elo mau ninggalin gue sekarang?" 

"Gue nggak pernah ninggalin elo. Kita kan teman. Elo bisa hubungin gue kapan pun elo mau."

Jana tertawa sarkas. "Bullshit, Gal. Nggak ada teman di antara mantan."

"Ya udah kalo gitu anggap aja gue bukan mantan elo. Clear kan?"

"Sekali elo milih dia, itu artinya gue nggak ada artinya lagi."

"Terus apa selama ini gue ada artinya di mata elo?" tanya Gala dengan santai. 

"Apa selama ini elo nggak sadar?" tanya Jana balik dengan tajam.

"We are know kalo status kita cuma status aja Jan. Elo yang minta gue umumin kalo elo pacar gue karena elo sakit hati sama Agam."

Jana terdiam lalu beralih duduk di sofa sambil tertunduk. "Tapi gue baper sama elo. Gue udah ikhlasin Agam sama yang lain."

Gala menghela nafas. Dia sadar kalau dirinya memang sekeren itu, tapi dari awal dia memang tidak ada rasa untuk Jana. Gala bisa dekat dengan Jana karena Agam—kakaknya Adam—yang saat itu satu SMP dengan dirinya dan juga Jana. Meski Adam dulunya beda sekolah, tapi Agam yang merupakan mantannya Jana teman baiknya meski beda angkatan. Dan saat itu Jana patah hati karena Agam yang juga tak kalah keren dari Gala memutuskan hubungan secara sepihak, lalu Agam pindah ke Malang dan melanjutkan SMA-nya di sana. Tak hanya itu, Agam sudah menggandeng cewek lain di sana.

Jana nggak hanya patah hati, tapi juga diserang oleh penggemarnya Agam secara mental. Jana paling benci ketika ada gosip ia dicampakkan oleh Agam meski memang itu kenyataannya. Sampai akhirnya Jana menyerang balik dengan menggandeng Gala yang saat itu penggemarnya tak kalah banyak dari Agam. Biar aja dicap pick me, asal bukan dikasihani. Untungnya Gala setuju mau mengumumkan statusnya secara jelas bahkan sampai dimuat di seluruh media sosial supaya Agam di sana tahu, walaupun Agamnya pasti tidak peduli. Dan soal status ini hanya mereka berdua yang tahu. Tapi ternyata malah menjadi boomerang untuk Jana sendiri karena dia yang awalnya menganggap Gala hanya sebatas teman malah kebablasan jadi sayang yang nyaman.

Gala yang memperlakukan Jana dengan baik, Gala yang selalu siaga jika Jana membutuhkan sesuatu atau minta ditemani ke mana pun apa tidak bawa perasaan lama-lama. Sampai teman-teman SMP-nya saja mengatakan jika mereka pasangan goals walaupun aslinya hanya sandiwara cinta. Jana yang pengen manas-manasin, sementara Gala biar nggak dideketin cewek-cewek agresif bermental badak.

CHEMISTRY DI ANTARA GITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang