25 - Parkiran Sekolah

909 103 6
                                    

Sebelum baca, jangan lupa tekan bintang vote-nya dulu ya~ selamat membaca💜

˚ᵔ ᵕ ᵔ˚

DI kejauhan, Gita bisa melihat beberapa siswa yang masih duduk-duduk di pinggir parkiran sekolah. Ada Suci, Amina, dan Adul yang lagi ngobrol. Gita dan Uday segera menghampiri. Suci sontak memicingkan matanya melihat Gita yang melambai ke arahnya di sebelah Uday.

"Hai Dul," sapa Uday sambil tersenyum manis menatap ke arah Amina dan Suci di sebelah Adul. "Hai juga temennya Adul."

"Balik Day?" tanya Adul basa-basi.

"Emang mau ajakin ke mana Dul?" tanya Uday balik.

"Siapa tau mau mancing di tempat gue."

Uday balas tertawa.

Tatapan Gita terarah pada Amina yang diam-diam memandang Uday dengan senyum tertahan. Gita langsung mengode Suci melalui tatapannya. Suci pun langsung mengerti.

"Ta, gue udah nungguin elo dari tadi, katanya mau ditemenin nyari buku tentang ayam betina."

Gita mengerjap lalu menoleh ke arah Uday. "Oh iya Day, gue lupa bilang mau nyari buku."

"Yaudah gue temenin, bareng mereka juga kan?"

Gita sontak menatap Suci. Suci langsung bangkit berdiri dan menggandeng Adul.

"Iya, bareng kita-kita juga."

Adul mengernyitkan dahinya. "Ngapain nyari buku ayam betina?"

"Buat referensi, kita-kita mau ternak ayam kayak bapaknya Adam." Suci membalas asal sambil mengedip-ngedipkan matanya. "Dul, jalan yuk."

"Gue kan emang mau jalan sama si Bam—"

"Iya, kan kita emang lagi nunggu si Bambang sama Gita." Suci langsung memotong ucapan Adul. "Nih, Gitanya udah dateng. Mending langsung berangkat. Terus mampir makan dulu, soalnya Gita belum makan. Bisa ilang dia kalo kelaperan. Iya kan Ta?"

"Jadiin mampir warteg yuk Day? Gue nggak jadi pengen ayam katsu, pengen semur jengkol aja sama kerupuk, sekalian ayam kremes juga."

Uday tertawa mendengarnya. "Gue nurut elo aja Ta. Mau ke mana juga gue ayo."

"Sama beli buku, terus nonton di luar gimana?"

Uday menaikkan alisnya. "Nggak nonton di tempat Gal—"

"Nggak Day." Gita memotong ucapan Uday. "Sekali-sekali gue pengen nonton di luar. Boleh?"

"Ya boleh, ya ayo aja."

"Tuh Dul, Gita ngajakin nonton." Suci menyenggol Adul. "Ta, elo bonceng Adul aja ya, soalnya kan motor dia lebih gede."

"Emang motor gue yang lebih kecil ini nggak bisa bonceng Gita?" tanya Uday sarkas. Padahal merek motornya dan Adul sama, cuma beda tipe aja.

"Gue becanda. Soalnya temen gue yang satu ini tampangnya bullyable." Suci menarik Amina yang hanya diam berdiri. "Dia takut dilabrak sama cewek-cewek yang ngaku-ngaku pacarnya si Adul. Kalo sama Gita kan nggak ada yang berani. Iya nggak Dul?"

Adul yang mulai paham situasinya langsung mengangguk sambil tersenyum geli.

"Yaudah, mau jalan sekarang? Atau nunggu si Bambang dulu?" tanya Uday kemudian.

"Jalan sekarang aja. Biar gue yang sama Bambang."

"Ciye, mau sama si Bams. Mau bilang sendiri apa gue yang bilangin?" goda Adul yang langsung ditabok Suci, membuat Suci meringis karena lengan Adul keras.

CHEMISTRY DI ANTARA GITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang