18 - Tanda Tanya

1K 115 17
                                    

Sebelum baca, jangan lupa tekan bintang vote-nya dulu ya~ selamat membaca💜

˚ᵔ ᵕ ᵔ˚

Gita mengerjap tak percaya.

'Mengapa?'

'Mengapa?'

'Mengapa jadinya seperti ini?'

Sepertinya, hidupnya memang menjadi tidak tenteram semenjak ia membuat masalah dengan Gala. Bahkan Gita tidak bisa merespon kata demi kata yang diucapkan oleh Ma'am Ariana di depan. Tubuh Gita terasa kaku, bahkan untuk bernafas saja rasanya sulit. Apakah efek Gala si kutub utara baru terasa padanya sekarang. 

Ruangan di laboratorium bahasa yang biasanya memang berada di suhu ekstrim, kali ini dinginnya berkali-kali lipat ketika Gala berada di sampingnya.

Ketika Ma'am Ariana selaku guru bahasa Inggris datang, Ma'am Ariana langsung membagi kelompok berpasangan dan duduknya disesuaikan dengan kelompoknya masing-masing. Ma'am Ariana memberi tugas makalah secara berpasangan dan Gita disandingkan dengan Gala si manusia kutub. 

Luar biasa. Entah Gita harus bersyukur atau merana.

Ma'am Ari yang biasa dipanggil anak-anak adalah sosok guru berparas cantik dan terlihat seperti abege, meski sudah mempunyai empat anak. Anak pertamanya sudah kuliah, tetapi wajah Ma'am Ari masih terlihat muda seperti anak kuliahan. Waktu anak-anak Bhumi Kita melihat anak pertamanya aja dikira suaminya. Entah anaknya yang muka boros atau Ma'am Ari yang kelewat muka muda. 

Ma'am Ari juga bukan guru yang rewel. Beliau orang yang santai dan menyenangkan. Cara bicaranya mengikuti perkembangan zaman yang suka campur-campur. Katanya, biar gaul aja gitu seperti anak muda Jaksel.

"So, karena tidak ada questions. Cukup sekian untuk today. Don't forget tugas yang I berikan ya?" ujar Ma'am Ari mulai penutupan. Ma'am Ari hanya memberi materi secara singkat, karena hari Senin kali ini memang guru-guru banyak yang sibuk. "Kalian bisa go jika sudah bel, okay?"

"Okay Ma'am Ari!" sahut beberapa murid 11 IPA 2.

"Kalau begitu thanks for today and see you next time."

Setelah memberi penutupan, Ma'am Ariana pamit undur diri karena ada urusan. Dan sekarang Gita semakin canggung duduk di sebelah Gala yang sibuk nulis sendiri. Ia dicuekin. Padahal kan harusnya mereka berdua membahas materi makalah.

"Ta Gitaaa." Suci duduk di kursi kosong sebelah Gita lalu menoleh ke arah Gala di sebelahnya yang diam tanpa kata.

"Sepertinya menyatukan kalian berdua, entah sebuah anugerah atau musibah." Lilis menggumam pelan di belakang Gita yang masih kedengeran oleh yang lainnya.

"Anugerah dong Lis, kapan lagi ya kan gue bisa deket-deket Gala." Gita membalas sambil mengerlingkan matanya jahil ke arah Gala membuat Lilis dan Inul terkikik geli di belakang Gita. Sementara Gala-nya hanya diam tidak peduli seperti biasa.

"BISA TUKER KELOMPOK NGGAK SIH, BIAR GUE AJA YANG SAMA GITA!" Bambang berseru nyaring di bangku depan Gala. "Males deh sama si Budi lagi, Budi lagi. Elo mending sama Gala aja deh Nit, biar nilai english gue bagusan dikit. Kalo sama elo kan paling nilai gue pas-pasan."

Ninit di sebelah Bambang mendelik dan hendak nyekek Bambang. Bambang langsung melompat ke bangku kosong di sampingnya sambil ketawa gila.

"Elo mau tukeran sama gue Nit?" tanya Gita tiba-tiba. "Entar gue yang bilang ke Ma'am Ari."

CHEMISTRY DI ANTARA GITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang