Sebelum baca, jangan lupa tekan bintang vote-nya dulu ya~ selamat membaca💜
✿‧˚✧ᵔ ᵕ ᵔ✧˚‧✿
GITA mengerjap mencerna ucapan Ginan yang sepertinya tengah menyindirnya. Gita lalu merogoh ponsel di saku celananya sendiri. Memang ada beberapa panggilan tak terjawab dan pesan dari Hanif. Gita pun langung mengontak Hanif. Ginan yang tahu langsung mengode untuk mengganti ke mode loudspeaker dan meminta Mbak Ifah untuk tenang. Mbak Ifah pun langsung mengangguk paham. Tepat di deringan ketiga Hanif mengangkatnya.
"Ya Gitania?"
"Han, makasih tiramisunya."
"Udah elo terima?"
"Iya, udah."
"Oke. Selamat menikmati. Besok gue jemput ya, biar bareng ke tempat Pak Yo. Lilis sama Yonu aja, tadi Yonu udah menawarkan diri."
"Han?" Gita menimbang-nimbang lalu menatap Gala, Ginan, dan Mbak Ifah bergantian. Mendadak dia berkeringat dingin. Gugup.
"Iya Ta?"
"Besok-besok elo nggak perlu ngirimin gue berkat lagi sama elo nggak perlu jemput gue."
"Kenapa?"
"Elo kan pacarnya Eca dan nggak wajar kan kalo elo—" Gita menjeda kalimatnya. "Kalo elo perhatian sama gue dalam bentuk apa pun itu. Eca bisa salah paham."
"Elo mau gue mutusin Eca?"
"Bukan gitu." Gita menghela nafas panjang. "Gue nggak mau jadi perusak hubungan orang lain."
Lalu terdengar tawa Hanif di seberang.
"Padahal kalo elo nyuruh gue mutusin Eca sekarang bakal gue lakuin loh, asal elo harus tanggung jawab gantiin posisinya dia."
Ginan yang ikut mendengarnya menutup mulut takjub. Mas Hanif memang suka to the point.
"Eh?"
"Gue nggak serius Ta, nggak usah dipikirin." Lalu kembali terdengar suara tawa. "Elo lagi di tempat Gala?"
"Iya."
"Sendiri?"
"Ada Ginan sama Mbak Ifah."
"Kalo rumah lagi sepi jangan mau diajak berduaan. Nenek bilang itu berbahaya."
"Gue nggak pernah berduaan doang."
"Bukan nggak pernah, cuma belum aja." Hanif lalu tertawa kecil. "Hati-hati Ta, Gala tuh karnivora."
"Maksudnya?"
"Tanya dia aja."
Gita lalu menatap Gala yang menatapnya balik kemudian membuang muka ke arah lain.
"Yaudah."
"Yaudah apa? Yaudah kita jadian maksudnya?"
"Bukan Han, bukaaan."
Kembali terdengar suara tawa di seberang.
"Yaudah gue cuma mau bilang makasih dan elo besok nggak perlu jemput gue. Gue bisa berangkat sendiri."
"Iya gue tau elo cewek mandiri, tapi kalo ada cowok yang bisa dimanfaatin kenapa enggak."
"Kalo gue mau manfaatin cowok yang pasti bukan elo."
"Kalo Gala?"
Gita mengerjap. Gala kembali memandang Gita yang terdiam tidak menjawab.
"Oke, gue tau alesannya. Kalo gitu biar elo dijemput Jevi besok, nih anaknya lagi sama gue dan udah menawarkan diri dari tadi. Gimana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
CHEMISTRY DI ANTARA GITA
Teen FictionGita, sosok cewek datar yang kalem tapi kalau udah nemu yang sefrekuensi bisa ikut gila juga. Dan Gita terdampar di kelas 11 IPA 2 yang ada si biang segalanya. 11 IPA 2 menjadi tempat berkumpul idamannya anak kelas lain. Yang terkenal akan kekompak...