29 - Dongeng dari Ulin

823 105 3
                                    

Sebelum baca, jangan lupa tekan bintang vote-nya dulu ya~ selamat membaca💜

˚ᵔ ᵕ ᵔ˚

ULIN memandang hamparan lapangan rumput di depannya. Matanya menerawang jauh seolah mulai membuka ingatan lembaran demi lembaran memorinya dulu. Bambang yang melihat Ulin seolah bak pendongeng tua langsung menoyor kepala Ulin.

"Mau dongeng aja sok-sokan serius!"

Ulin tertawa. "Oke, sabar. Tadi elo mau tentang Leon kan Jev?"

Jevi mengangguk.

"Leon bisa dibilang bosgengnya sekolah, pentolannya sekolah juga. Dia nggak takut siapa pun termasuk anak kelas dua belas, bahkan Pak Baiq."

"Pak Baiq kepala KD yang guru matematika itu?"

Ulin mengangguk, cepet juga Jevi hafal guru di sekolah meskipun Pak Baiq nggak ngajar kelas sebelas.

"Elo pasti udah denger kalo kelas gue dulunya disebut sarang berandalan." Ulin tersenyum kecil mengingat-ingat. "Tapi lucunya wali kelas gue itu Pak Baiq."

Jevi mengerjap-ngerjap keheranan. Sementara Bambang, Adul, dan Yonu tertawa. Memang kelas Ulin dulu benar-benar sesuatu.

"Ya—yang orang liat dari luar emang kadang nggak sesuai aslinya. Pak Baiq yang ditakutin anak-anak nggak semenyeramkan itu kok. Gue nggak tau siapa yang awalnya bikin rumor kalo kelas gue isinya sarang brandal."

"Itu bukan rumor tapi fakta!" ujar Yonu sambil ketawa.

"Emang bener Leon itu terkenal nggak bener dan itu fakta. Gue akuin dia brengsek, bajingan, dan segala sumpah serapah kotor buat Leon dari cewek yang pernah disakiti sama dia." Ulin menatap Yonu tenang lalu tersenyum kecil. "Tapi sebagai temen, dia sama sekali nggak begitu. Sebagai murid juga nggak. Leon anaknya rajin kayak gue, pinter juga kayak gue."

Bambang menjitak kepala Ulin mendengar kalimat terakhirnya.

"Terus apa hubungannya Leon sama Gita?" tanya Jevi bingung.

"Gita itu pawangnya Leon."

"Gita pacaran sama Leon?" tanya Jevi heran, soalnya dia denger bisik-bisik kalau Gita belum pernah pacaran.

"Bukan pawang pacar, tapi arti yang sesungguhnya. Pawang yang bener-bener pawang. Leon kalo sama Gita itu nurut, anteng gitu. Mereka dulu sebangku, anak kelas sepuluh kan duduknya dua-dua nggak sendiri-sendiri kayak kelas sebelas sama dua belas," ujar Ulin menjelaskan. "Justru pacarnya Leon dulu itu Hesty."

Jevi ternganga. Kenapa jadi rumit begini. Soalnya Hesty dan Gita juga dekat. Pawang dan pacar sahabatan gitu. Ulin yang bisa menebak reaksi Jevi pun maklum.

"Sebenernya nggak serumit yang di pikiran elo kok." Ulin menerangkan dengan sabar. "Elo tau kan awal-awal masuk sekolah pas kelas sepuluh pasti banyak yang ngincer cewek-cewek cakep. Nah, si Hesty ini dulu jadi primadonanya angkatan. Yang deketin Hesty bukan cuma dari kelasnya sendiri tapi banyak dari kelas lain, kakak kelas anak OSIS, pokoknya nggak keitung jumlahnya termasuk anak kelas gue juga banyak yang deketin Hesty. Tapi Hestynya nolak banyak cowok sekaligus dari yang keliatannya baik-baik, pinter kebangetan, most wanted-nya sekolah sampe ketua OSIS waktu itu siapa gue lupa. Hesty malah pilih Leon yang notabene punya predikat bad boy nggak bener."

"Segitu parahnya kelakuan si Leon itu?"

Ulin mengangguk. "Biarpun Leon pacaran ma Hesty tapi ceweknya Leon di luar sekolah juga banyak. Dia suka ngisengin cewek. Main-main gitu."

"Kayak elo kan Lin?" komentar Adul tersenyum menggoda.

"Gue nggak separah Leon." Ulin menyahut tak terima.

CHEMISTRY DI ANTARA GITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang