63 - Sidang ala Bunda Ndari

728 97 549
                                    

Sebelum baca, jangan lupa tekan bintang vote-nya dulu ya~ selamat membaca💜

‧˚✧ᵔ ᵕ ᵔ✧˚‧

JEVI sampai di depan komplek Vila Hijau secepat yang ia bisa. Ia segera turun dari motor dan mengeluarkan dompet lalu mengambil semua lembar di dalamnya dan menyerahkan kepada sang driver asli yang melongo melihat nominalnya, bahkan ada dollar-nya juga.

Sang penjaga tampak keheranan karena Jevi balik lagi tapi tidak berkomentar banyak ketika Jevi bilang meninggalkan motornya di tempat Ginan. Emang kelakuan orang kaya suka aneh. Tadi naik mobil mewah, ternyata motornya ketinggalan.

Jevi berlari menuju rumah Gita, ah—atau rumah omnya yang Jevi tangkap dari obrolan tadi. Di teras depan terlihat Uday yang lagi main gitar. Jevi segera menghampiri. 

"Hai," sapa Jevi tersenyum dan menyugar rambutnya.

Uday segera menghentikan petikannya. "Mau ketemu Gita atau Ginan?"

"Ketemu elo boleh?"

Uday tertawa. "Sini mari duduk sini."

Jevi segera duduk di samping Uday. Tatapannya ke dalam rumah yang pintunya terbuka lebar.

"Penampilan elo tadi siang boleh juga."

"Keren kan gue?"

"Iya Jev, iya." Uday balas mengangguk-angguk. "Sana masuk aja, Gitanya belum tidur kok."

Jevi mengerjap. "Gita okay?"

"Dia keliatan kedinginan sih kata Ginan tadi, tapi disuruh tidur di tempat Gala nggak mau. Kan bisa dikelonin Bunda Ndari. Tadi udah dibikinin teh manis sama Gala."

Jevi mengangguk-angguk. Tadi juga Gita mengeluh dingin. "Apa Gita alergi dingin?"

"Nggak kayaknya. Badannya Gita anget kok nggak dingin, cuma sedikit merah."

"Kalo gitu apa alergi sesuatu?" tanya Jevi lagi. "Tadi pagi dia juga bilang dingin."

"Jelasnya elo tanya Gala sana, tadi dia juga ngecek."

"Oke." Jevi segera ngeloyor masuk ke dalam membuat Uday geleng-geleng kemudian menghampiri Kang Ujang yang melambai-lambai di seberang minta tolong sesuatu.

Ginan yang lagi masak mie bareng Gala terperangah melihat sosok Jevi yang balik lagi.

"Saudara Jevi mau ambil motor? Bukannya besok?"

"Gue mau ketemu Gita."

"Eh? Gita kayaknya udah tidur."

"Gue mau ketemu aja nggak bakal ganggu tidurnya."

"Emm..." Ginan bergumam bingung. Ditatapnya Gala dan Jevi bergantian.

"Belum puas ketemunya?" tanya Gala tenang menatap Jevi datar.

"Jawabannya jelas kan? Tentu aja belum. Makanya gue balik lagi mau peluk dia lagi."

Ginan melongo. Segera berbalik arah dan mematikan kompor. Mau nonton drama dulu.

"Gita baik aja kalo elo penasaran keadaan dia." Gala memberi pernyataan tanpa diminta.

"Apa dia alergi sesuatu?"

"Gita nggak punya alergi kok saudara Jevi. Dia kan pemakan segala." Ginan yang menjawab pertanyaan Jevi sambil melirik Gala yang tetap tenang seperti biasa.

Jevi terdiam, ditatapnya lekat Ginan. "Tadi nggak cuma sama Om gue makan malemnya, tapi sama mamanya Gita juga."

Ginan sontak menjatuhkan garpu yang dipegangnya, membuat Jevi menaikkan alisnya. Apa Ginan juga tahu keadaan Gita sebenarnya. Sementara Gala menatap Ginan dengan pandangan tanya.

CHEMISTRY DI ANTARA GITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang