Sebelum baca, jangan lupa tekan bintang vote-nya dulu ya~ selamat membaca💜
✿‧˚✧ᵔ ᵕ ᵔ✧˚‧✿
BESOKNYA sepulang dari kegiatan ekskul, Gita langsung pulang dan mampir dulu buat ganti baju sebelum menuju ke rumah Gala untuk beli perlengkapan lukis bareng Uday. Terlihat ada motor lain di sebelah skuter matik dan motor besar milik Gala yang Gita yakini milik Uday. Gita pun masuk ke rumah Gala setelah dipersilakan oleh Kang Ujang. Dan Gita melihat Uday yang melambaikan tangannya dari ruang keluarga.
"Hai Gita." Uday menyapa dengan senyum ramahnya.
"Hai juga." Gita membalas dan tersenyum tipis.
"Apa kabar?" tanya Uday ketika Gita sampai di depannya yang lagi duduk di sofa bareng Gala.
"Baik."
"Kaki lo?"
"Baik juga."
"Singkat amat. Lagi sariawan?"
Gita menggeleng pelan. Uday lalu menarik Gita duduk di sebelahnya membuat Gita refleks menepis tangan Uday. Uday segera bergeser mepet ke arah Gala.
"Sori, sori. Abis kata Bunda gue disuruh pepet elo." Uday menggaruk tengkuknya lalu berdehem. "Pepet apa yang enak?" tanya Uday tiba-tiba mencoba mencairkan suasana.
"Pepet tahu, pepet ayam, pepet ikan." Gita menjawab dengan datarnya membuat Uday tertawa.
"Aduh, mendadak gue jadi pengen pepes." Uday berujar sambil mengusap perutnya. "Elo udah makan Ta?"
Gita menggangguk.
"Makan apa?"
"Makan angin."
Sontak Uday kembali tertawa. "Elo lucu juga."
Gita hanya tersenyum tipis sebagai tanggapan.
"Pantes muka elo nggak asing, anak Bhumi Kita juga ternyata dan ternyata sekelas sama Gala. Tetanggaan pula. Wah, dunia memang sempit ya." Uday berkata sambil melirik pergelangan kaki Gita yang sudah tidak ada perban di sana. "Elo sepupu Ginan kan? Kok gue nggak pernah liat elo juga di sekitaran sini?"
"Gue juga nggak pernah liat elo di sekitaran sini." Gita membalas masih dengan datarnya.
Uday tersenyum mendengarnya. "Elo tau gue di sekolah?"
"Elo si kapten voli kan?"
"Tapi gue tebak elo nggak tau tampang gue. Iya kan?"
Gita mengangguk. "Elo juga nggak tau nama sama tampang gue kan?"
"Sepertinya kita berdua emang cocok deh Ta. Iya nggak Gal?" tanya Uday sambil menyikut Gala.
Gala hanya diam tidak menjawab. Uday kembali mengajak Gita mengobrol sementara Gala hanya menjadi pendengar. Dan beberapa saat kemudian Bunda Ndari masuk sambil menenteng tas dan paper bag berisi buku-buku. Uday segera berlari menubruk Bunda Ndari dan ganti membawakan tas dan buku-buku yang dibawa. Sementara Bunda Ndari berseru heboh melihat Gita dan langsung memeluknya. Gala hanya diam tidak bereaksi.
"Udah lama Ta?"
"Baru aja Bunda."
Bunda Ndari mengangguk-angguk. "Kamu jadi pergi sama Uday?"
Gita melirik Uday yang masih berdiri di belakang Bunda Ndari. Uday langsung menaruh tas dan paper bag di atas meja depan televisi lalu memegangi perutnya sendiri.
"Mendadak pengen beol." Uday buru-buru ngacir masuk ke kamar Gala.
"Gal, tolong ganti anterin Gita ya beli perlengkapan lukisan." Bunda Ndari menoleh ke arah Gala yang sedang menunduk memainkan ponsel. "Berangkat sekarang aja takut macet. Jam pulang kerja soalnya."
![](https://img.wattpad.com/cover/335209754-288-k452191.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
CHEMISTRY DI ANTARA GITA
Novela JuvenilGita, sosok cewek datar yang kalem tapi kalau udah nemu yang sefrekuensi bisa ikut gila juga. Dan Gita terdampar di kelas 11 IPA 2 yang ada si biang segalanya. 11 IPA 2 menjadi tempat berkumpul idamannya anak kelas lain. Yang terkenal akan kekompak...