51 - Butuh Pertolongan

714 94 433
                                    

Sebelum baca, jangan lupa tekan bintang vote-nya ya~

‧˚✧ᵔ ᵕ ᵔ✧˚‧

GALA tidak membawa Gita ke toilet melainkan ke wastafel di luar ruangan yang terdekat dari pinggir lapangan. Gita langsung menunduk dan membasuh hidungnya yang terus mengalirkan darah dengan deras. Hidungnya juga pegal bukan main dan kepalanya sedikit pusing. Gita kemudian batuk-batuk. Perlahan Gala mengangkat wajah Gita. Mimisannya masih belum reda malah semakin deras. Gita kembali membasuh hidungnya.

Gala memijat ujung pangkal hidung Gita, membuat dahi Gita mengernyit.

"Sakit?"

Gita balas dengan gelengan pelan.

Gala kembali memijat sampai darah yang keluar tidak sederas sebelumnya. Gita merasa lebih baik karena pusingnya perlahan hilang diganti rasa nyaman. Ketika mimisannya telah berhenti, Gala langsung menempelkan sapu tangan yang selalu ia bawa di sakunya. Gala lalu mengajak Gita pergi menuju UKS. Di sana ada Adam yang sedang duduk santai di kursi panjang depan UKS bareng Poppi.

"Tolong bikinin surat izin buat Gita," pinta Gala langsung, membuat Adam menoleh ke arah Gita yang memegang hidungnya dengan sapu tangan.

"Balik?"

Gala balas mengangguk. Adam segera masuk ke ruang UKS. Poppi pun langsung paham lalu mengambil ponselnya dan mengontak sebuah nomor.

"Dan Zidaaan, tolong bawain tasnya Gita dong, sekalian hape Gita di loker sama seragam. Terima kasih banyak."

Klik. Tanpa menunggu balasan Zidan di seberang, Poppi langsung mematikan ponselnya dan langsung menarik Gita yang terdiam untuk duduk.

"Gue numpang ke toilet UKS ya, mau cuci kaki." Gita bangkit berdiri. Poppi ikut bangkit dan menggandeng Gita masuk ke UKS.

Adam keluar sambil membawa dua lembar kertas. Satu diberikan untuk Gala.

"Nih, buat laporan ke pos penjaga. Gue izinin sama elo juga."

Gala menerimanya lalu menatap Adam dengan datar. "Pinjem hape."

Adam segera merogoh sakunya dan langsung mengontak Jeka. "Ka, hape Gala."

Klik. Sambungan langsung diputus tanpa menunggu tanggapan.

Tak berapa lama Zidan datang bersama satu ransel berwarna merah muda yang dicangklong di depan dadanya dan ransel hitam yang digendong di punggungnya juga menenteng satu kantong kresek besar berisi seragam Gita dan seragam Gala. Tak ketinggalan jaket Gala.

"Gue satuin biar tidak ribet, kalian pilih sendiri aja entar." Zidan menyerahkan dua ransel serta jaket dan kresek yang dipegangnya di samping kursi Gala yang kosong kemudian merogoh saku kiri celana olahraganya dan menyerahkan ponsel dengan casing es krim pada Gala.

"Punya Gita."

Zidan kembali merogoh saku kanannya lalu mengeluarkan ponsel dengan casing bening. "Punya elo."

"Thanks, Dan." Gala tersenyum tipis dan segera memasukkan ponsel Gita ke saku jaketnya, sementara ponselnya sendiri ia masukkan ke saku celana olahraganya.

Zidan balas mengangguk singkat. "Gita nggak apa-apa Gal?" tanyanya kemudian.

"Mau gue pastiin."

Zidan balas mengangguk-angguk mengerti, tapi kemudian tersadar sesuatu. Siapa yang tadi ngelempar bolanya. Nggak mungkin Gala kan. Tapi mungkin nggak sengaja. Dulu aja Zidan pernah nggak sengaja bikin Lilis mimisan pakai bola kasti. Lilisnya juga ketawa-ketawa aja malah teriak-teriak.

CHEMISTRY DI ANTARA GITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang