47 - Teman atau Pacar

765 97 236
                                    

Sebelum baca, jangan lupa tekan bintang vote-nya dulu ya~ selamat membaca💜

˚ᵔ ᵕ ᵔ˚

GITA menunduk memandang game yang sudah tidak menarik lagi. Kok dia ngerasa kayak nggak tahu apa-apa tentang Gala ya.

"Menurut kalian, pacar sama temen lebih penting siapa?" tanya Gita tiba-tiba.

"Hah? Elo nanya Ta? Elo bertanya-tanya?" Zidan balik bertanya dengan menjengkelkan yang langsung ditoyor Adam.

Jeka yang dari tadi hanya menjadi pendengar ikut memandang ke arah Gita. Semuanya mendadak saling pandang.

"Kalo pacar gue elo Ta, pastinya elo jauh lebih penting dari temen gue yang modelannya begini semua." Miki tersenyum manis ke arah Gita.

"Aduh manis bener itu mulut, jadi pengen gue tabok pake ini!" ucap Zidan sambil mengarahkan penjepit yang ia gunakan untuk menyalakan api. Sementara Jevi udah nabok Miki duluan.

Gita yang melihat itu tertawa kecil. "Jadi kesimpulannya pacar jauh lebih penting kan dari temen?"

"Tergantung situasi Ta, pacar bisa jadi lebih penting, tapi temen juga bisa. Semua punya porsi masing-masing. Contohnya si Miki ini yang punya PACAR tapi masih bisa kumpul bareng kita-kita!" seru Jevi sengaja menekankan kata pacar.

"Nggak terima banget gue sepikin. Lagian pacar gue lagi ke luar kota nggak bisa gue apelin," sahut Miki santai.

"Intinya temen bakal jadi prioritas ke sekian setelah pacar. Tuh contohnya jelas Miki di sini karna nggak ada pacar, Jeka juga. Iya kan?" tanya Zidan ikut penasaran. Soalnya dia belum pernah pacaran sih, jadi nggak pernah mentingin pacarnya.

"Tapi bener kata Jevi semua tergantung situasi. Elo tau kan Ta, pacar gue nggak di sini. Nggak lagi ke luar kota atau ke mana-mana. Di rumah paling main game atau ngapain gue nggak tau karena nggak nanya juga, tapi gue di sini nggak sama dia. Ya, karna kita punya waktu sendiri buat ngabisin bareng temen. Apalagi di sekolah gue ketemu, pulangnya juga ketemu. Nggak harus sama-sama terus."

"Eh, tapi Ninit nggak ikut kumpul karna jalan ma pacarnya. Tuh tadi gue liat di story-nya. Jadi udah jelaskan pacar itu prioritas utama. Terus si Ulin nggak usah ditanya," balas Zidan tak mau kalah dari Ajeng.

"Beda situasinya Zidaaan." Suci mulai berkomentar. "Ninit sama pacarnya kan beda sekolah. Jarang ketemu, jadi pasti pas weekend mereka jalan. Aduh Zidan, mending elo cari pacar aja sana biar ngerti."

"Elo mau ajarin gue pacaran Ci?" tanya Zidan mengerling jahil yang langsung ditoyor Suci. Semuanya ketawa kecuali Gita.

Gita termenung mendengar kalimat-kalimat barusan 'situasi', 'punya waktu masing-masing'. Gita menepok dahinya. Ya ampuun!!! Kenapa Gita nggak peka. Pasti Gala lupa akan dirinya karena terlalu exited ketemu pacarnya yang beda sekolah, kan jarang ketemu. Pasti Gala gugup sampai nggak ngecek ponselnya. Iya pasti begitu.

"Elo kenapa dah Ta, aneh banget?" Ajeng bertanya khawatir melihat tingkahnya Gita.

"Nggak, nggak apa-apa."

"Nggak apa-apa pasti ada apa-apa. Cewek kan gitu." Miki mulai berkomentar sambil ketawa menggoda. Gita langsung cemberut. Sementara Jeka dan Adam saling pandang dalam diam.

"Eh, Ta, gue mau minta pendapat elo?" Jevi mulai angkat pembicaraan.

"Pendapat apa?"

"Gue lagi naksir seseorang." Jevi menatap Gita lekat di hadapannya. "Tapi seseorang itu suka sama yang lain."

CHEMISTRY DI ANTARA GITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang