44 - Kekhawatiran

955 101 589
                                    

⚠️Perhatian⚠️ Bab ini lumayan panjang, sampe 5300 kata lebih. Tadinya mau aku potong jadi dua tapi yaudahlah gas aja biar kalian puas bacanya. Dan sebelum baca, jangan lupa tekan bintang vote-nya dulu ya~ selamat membaca💜

‧˚✧ᵔ ᵕ ᵔ✧˚‧

BAGI Gita pelajaran paling tidak menyenangkan adalah seni musik. Bukannya tidak suka musik, tapi bagi Gita musik itu kan pengantar tidur. Jadi, setiap pelajaran seni musik sekuat tenaga Gita menahan kantuk ketika Pak Agus sang guru seni musik mulai menyetel alunan yang mendayu-dayu sembari mengajar.

Di sekolah juga mengharuskan muridnya menguasai gitar dan alat musik lainnya. Dan di semester ini ada tes akustik gitar yang dilakukan sebelum ujian akhir semester pertama untuk penilaian praktik. Sementara Gita sama sekali tidak bisa bermain musik, kecuali piano dan suling. Tapi Gita sudah lama tidak bermain itu. Terakhir kali sewaktu Gita masih duduk di bangku sekolah dasar.

Dan di sini lah Gita berada, di ruang keluarga rumah Gala. Melihat Gala memegang gitar di hadapannya, menjelaskan kunci-kunci. Sudah seminggu Gita belajar gitar sampai jari tangannya kapalan, tapi Gita hanya hafal kunci tidak dengan ritme nadanya. Untungnya Gala sabar, sementara Gita menyerah.

"Udah ah Gal, capek." Gita berujar sambil merebahkan dirinya ke sofa.

"Gitu aja nyerah."

"Gue kan bukan Jeka yang jenius musik." Gita balas membela diri. Jeka memang jenius, dia menebak melodi hanya dengan mendengarkannya saja. Eh, Gala juga sih. Jeka dan Gala tak ketinggalan Uday kan memang satu sekolah dari SD, SMP, sampai SMA termasuk ceweknya Gala.

Oh iya! Seakan mengingat sesuatu, Gita menoleh ke arah Gala yang saat ini asik mainin gitar. Gita tahu segala tentang Gala di rumah tapi tidak dengan masalah percintaannya. Bundanya Gala juga nggak tahu. Padahal anak kelas banyak yang suka curhat ke dia tentang masalah percintaan, tapi Gala berbeda. Gita sedikit penasaran, soalnya Gala nggak pernah cerita soal pacarnya, terus juga nggak pernah ngajak pacarnya ke rumah, apalagi Gala juga jarang keliatan pergi malem Mingguan, eh—tapi ada waktu mereka nggak pulang bareng dan Gita pernah ngeliat Gala pulang agak maleman. Tapi bukan di malem Minggu. Kadang malem Rabu atau malem Jum'at.

Gita juga enggan bertanya meski Gala pernah bilang nggak perlu sungkan untuk bertanya apa pun. Biarlah itu menjadi privasinya Gala.

Kalau ditanya dari mana Gita tahu Gala punya pacar, ya tentu aja dari sosial media. Zaman sekarang cari informasi seseorang kan gampang banget. Apalagi Gita juga pernah nggak sengaja lihat foto Gala berdua bareng ceweknya, ditambah Gita juga seperti cewek pada umumnya yang jago stalking. Jadi, udah pasti informasi tentang Gala dia cari ke akar-akarnya. Dan kata Adul juga gitu, soalnya beberapa kali Adul pernah ketemu sama Gala and ceweknya lagi jalan berdua di luar sekolah. 

Ceweknya Gala itu sekolah di sekolah khusus musik terkenal di Jakarta, yang mana masuknya luar biasa susah nggak bisa disogok alias beli bangku. Pokoknya yang masuk sekolah itu khusus anak yang berbakat dan jenius musik. Jeka juga dulu katanya pernah ditawari masuk ke sana, tapi Jeka lebih memilih masuk sekolah umum.

Dilihat dari fotonya, ceweknya Gala itu keliatan wah keren banget pokoknya. Ya serasi lah buat Gala yang juga keren. Gita jadi teringat tentang undangan musik waktu itu. Gita membayangkan Gala yang bersikap romantis ke ceweknya pasti lucu. Abis Gala punya banyak kepribadian. Di sekolah dingin, di rumah kekanakan, pasti sama ceweknya lain lagi. Gita jadi senyum-senyum sendiri.

"Elo ngapain senyum-senyum sendiri? Ngayal jorok ya?" tanya Gala tiba-tiba yang dari tadi memperhatikan Gita.

Bukannya membalas, Gita justru terkikik geli. Gala jadi ngeri, jangan-jangan Gita kesambet. Tapi di rumahnya mana ada demit genit yang suka menampakkan diri.

CHEMISTRY DI ANTARA GITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang