42 - PDKT ala Jevi

844 91 258
                                    

Sebelum baca, jangan lupa tekan bintang vote-nya dulu ya~ selamat membaca💜

˚ᵔ ᵕ ᵔ˚

RATA-RATA kebanyakan cowok ganteng itu udah punya pawang alias pacar. Jevi aja punya pacar di sekolah dahulunya di Manado. LDR-an. Tapi di usia remaja sekarang ini yang lagi sibuk mencari jati, yang jauh bakal kalah sama yang dekat dan itu fakta.

Awalnya Jevi bangga pamerin pacarnya, tapi entah karena pergaulan ibukota atau lingkungan buaya, Jevi mendadak jadi suka tebar pesona. Di kelas sih biasa, soalnya ceweknya cuek-cuek tapi tidak dengan Gita yang dari awal punya aura beda. Apalagi Jevi denger bisik-bisik kalau Gita belum pernah pacaran tapi sering bikin baper, jadinya Jevi merasa ketantang.

Dari yang semula iseng, berubah jadi penasaran, dan dari rasa penasaran muncul perasaan samar yang susah dijelaskan. Meski ada ungkapan rasa penasaran bisa membunuhmu—ungkapan yang awalnya nggak dipercayai oleh seorang Jevier Alano Elean—tapi sekarang justru berbanding terbalik.

Memang, rasa penasarannya tidak sampai membuat Jevi frustasi lalu ingin bunuh diri. Jevi hanya penasaran kenapa aura Gita bisa sekuat ini. Nggak kayak cewek-cewek kebanyakan yang pernah Jevi temui.

Penasaran karena meski Gita pindahan dari Jogja tapi Gita sama sekali tidak memiliki logat medhok, tidak seperti temannya dahulu yang sama-sama pindahan dari Jogja tapi memiliki logat Jawa. Gita biasa aja seperti anak Jakarta pada umumnya. Dan masih banyak hal tentang Gita yang membuat Jevi penasaran.

Apalagi pas kemarin Jevi jemput Gita ke rumahnya, lalu menghabiskan waktu bareng di rumah Pak Yo yang meski Gita lebih banyak diam dan makan tapi tetap aja bikin Jevi berdebar tak menentu.

Akhirnya karena nggak mau dilanda perasaan yang nggak menentu terus-terusan, Jevi segera mutusin pacarnya yang berada nan jauh di sana demi bisa deketin Gita dengan status baru. Biar lebih leluasa pendekatan. Dan pendekatan ala Jevi bukan yang langsung deketin si target secara ugal-ugalan, tapi deketin dulu sohib-sohibnya buat nyari dukungan.

Target pertama adalah Hesty yang sekarang di jam istirahat kedua lagi merias diri di bangkunya sendiri, sibuk bikin pola meliuk-liuk di dahi menggunakan pensil eyeliner warna putih tak jauh di sebelahnya alias meja Gita yang tak luput dikuasainya dengan berbagai macam alat make-up dan aksesoris. Hesty mau izin nanti di dua jam pelajaran terakhir karena mau pentas seni di kantor walikota bareng temen-temen ekstrakulikulernya.

Jevi tersenyum sumringah nyamperin Hesty sambil tepuk tangan melihat hasil karya Hesty di dahinya. Berasa lihat karakter di Game of Thrones.

"Itu yang di jidat elo pake apa Hes?" tanya Jevi basa-basi, berdiri di samping Hesty. Hesty yang kini sibuk mengepang rambutnya lalu menoleh ke arah Zidan.

"Dan Zidaaaan, come here. Ada yang penasaran."

Zidan yang lagi liatin Jeka main game di pojokan pun mengerti maksud Hesty. Zidan langsung melompat dan menghampiri Jevi lalu menuntunnya duduk di bangku Gita yang anaknya lagi keluar entah ke mana. Jevi pun duduk dengan pandangan bingung. Sementara Zidan tampak melakukan pemanasan tangan sambil menggunakan hand sanitizer lalu menatap berbagai macam make up di atas meja.

"Ini namanya eyeliner." Zidan berujar sambil mengambil pensil eyeliner yang digunakan Hesty tadi. "Bahasa awamnya pensil warna buat kulit. Biasanya sih buat bikin garis di atas sama bawah mata. Bisa juga dibuat gambar kayak di jidatnya Hesty. Nggak cuman bentukan pensil, tapi ada juga kayak kuas kecil tapi isinya cair suka bleber kalo nggak pro ngeaplikasiin."

CHEMISTRY DI ANTARA GITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang