35 - Manajer Basket

860 107 213
                                    

Sebelum baca, jangan lupa tekan bintang vote-nya dulu ya~ selamat membaca💜

˚ᵔ ᵕ ᵔ˚

HARI Jum'at selepas bel pelajaran terakhir, Gita tidak langsung pulang. Ia mampir ke perpustakaan sekolah untuk mengembalikan buku kemudian berlanjut mengambil majalah yang baru tiba.

Dan baru saja Gita duduk, Poppi tiba-tiba datang entah dari mana menyusul Gita yang saat ini sedang membolak-balikkan majalah seni rupa, kemudian ikut duduk di sebelahnya.

"Ta, elo nggak lagi sibuk-sibuk banget kan semester ini selain persiapan lomba lukis?"

Gita mengangkat wajahnya dari majalah yang ia lihat kemudian menggeleng, membuat Poppi bersorak riang.

"Kalo gitu gue mau minta tolong."

"Minta tolong apa?"

"Ta, elo tau kan anak basket sama voli kalo ekskul bareng."

"Ya terus?"

"Ini kesempatan elo buat lebih deket ma Gala. Secara, elo bisa puas liatin dia ekskul terus pulang bareng lanjut malem Mingguan."

"Maksudnya?" tanya Gita tak mengerti.

"Gue sibuk banget ngurusin OSIS sama PMR, manajer yang biasa nge-handle lagi ada urusan ke luar. Jadi, tolong gantiin gue sebentaaar aja buat persiapan turnamen semester ini." 

"Nggak ada yang lain? Bukannya ada asisten manajer kelas sepuluh." Gita menolak halus. Sebenarnya lebih tepatnya Gita malas, soalnya kan ekskul olahraga khusus hari Sabtu. Ia malas jika harus berangkat juga pada hari libur. Tiap malam Minggu juga dia di rumah Gala nonton film sambil ngemil. Hampir tiap hari dia di rumah Gala.

"Elo tau kan anak basket kandangnya buaya, kasian entar digodain mulu."

"Oh, elo nggak kasian sama gue gitu?" balas Gita sarkas.

"Kan ada Hanif ada Yonu juga," ujar Poppi merayu dengan tatapan memelasnya. 

Hanif memang salah satu teman dekat Gita di kelas sepuluh, sekarang Hanif di kelas sebelah alias 11 IPA 1. Hanif juga yang merekomendasikan Gita untuk jadi manajer, makanya dia minta tolong Poppi. Soalnya kalau dirinya yang minta, sudah jelas Gita akan menolak mentah-mentah.

"Minta tolong Lilis aja, gue yakin tuh anak langsung semangat empat lima." Gita masih menolak. Ia tau, Pak Yo kan pelatih tim basket putra, sudah pasti Lilis nggak akan menolak.

"Lilis?" ulang Poppi kemudian merenung. "Dia kan sibuk modeling. Tapi kalopun dia nggak sibuk juga nggak bakalan gue minta tolong dia. Duh, bahaya. Elo kayak nggak tau Lilis aja."

Gita tertawa. "Gue jamin di deket Pak Yo, Lilis bakalan kalem."

"Iya kalo pas ada Pak Yo, kalo nggak ada? Aduh, nggak bisa gue bayangin." Poppi menggeleng tegas.

"Hmm... nggak harus cewek kan yang gantiin elo? Kalo gitu anak cowoknya aja. Si Zidan, Bambang, Ulin?"

"Aduh Ta, bisa rusuh kalo mereka disatuin. Entar malah nggak fokus latiannya." Poppi bergidik ngeri membayangkan anak basket disatuin sama Bambang dan kawan-kawan. "Please Ta, cuma elo yang bisa diandelin. Lagian jadi manajer tugasnya nggak berat kok." Poppi memajukan bibir bawahnya lalu mengerutkan kedua alisnya dan memasang wajah semelas mungkin. Ia lalu menyodorkan sekotak tiramisu yang tadi dibawanya.

Gita menimbang-nimbang sambil menatap kotak di hadapannya yang menggoda iman.

"Yaudah deh, tapi bener loh ya nggak berat?" Gita akhirnya terpaksa setuju lalu mengambil kotak tiramisu itu. 

CHEMISTRY DI ANTARA GITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang