32 - Diusir

980 125 226
                                    

Sebelum baca, jangan lupa tekan bintang vote-nya dulu ya~ selamat membaca💜

˚ᵔ ᵕ ᵔ˚

GALA menyusul ke gazebo belakang setelah menunggu semua pesanannya datang. Ia melihat Gita dan Uday yang lagi ketawa-ketawa entah bahas apa.

"Ini berasa gue yang jadi perdana menterinya dan kalian raja dan ratunya," sindir Gala sambil menyusun berbagai macam makanan di hadapan Gita. Gita dengan sigap membantu Gala.

"Kan elo raja yang berbudi luhur Gal," balas Gita tersenyum manis menatap hidangan yang tersaji. Sementara Uday hanya senyum-senyum geli enggan menanggapi. Dia harus waras kalau berada di tengah-tengah drama.

"Nggak jadi nonton?" tanya Gala pada Gita.

"Gue nunggu elo ambilin laptop."

Gala melirik sinis. "Ini sih gue bukan lagi jadi perdana menteri, tapi jadi pelayan istana di istananya sendiri!"

"Masa gue ke kamar elo ngambil laptopnya sendiri. Kan nggak sopan."

"Elo kan ratunya Ta, nggak apa dong masuk kamar raja." Uday menimpali ucapan Gita sambil menusukkan sedotan ke gelas plastik es kopyornya.

"Iya, elo boleh masuk kamar gue tanpa perlu izin dari gue." Gala ikut menimpali santai. "Jadi, karena sudah dikasih izin... silakan ratu sendiri yang ambil laptopnya, soalnya raja lelah."

Gita lalu balas tertawa kemudian berjalan ke pintu kaca yang terhubung langsung ke kamar Gala. Kamar yang membuatnya terkagum-kagum karena luar biasa luas dan nyaman. Ya meski soal kenyamanan tetap kamarnya sendiri peringkat pertama.

Gita segera menuju meja belajar Gala, di mana Gala biasa meletakkan laptopnya dan ia langsung mengangkutnya. Namun sebuah amplop jatuh ketika Gita mengangkat laptop. Gita meletakkan kembali laptop yang sudah ia bawa dan mengambil amplop yang terjatuh. Ternyata sebuah undangan musikal yang dari kertasnya saja terlihat mewah. Gita membalik amplopnya dan menemukan tulisan manis di sana.

'My dearest Gala Xy' lalu ada inisial J beserta tanda love sebagai nama pengirimnya. Gita tersenyum tipis setelah mengembalikan amplopnya ke atas meja. Ia kembali mengangkut laptop masih dengan senyum di wajahnya. Pasti ceweknya Gala manis banget, dari aroma amplopnya saja Gita tahu kalau amplopnya abis disemprot parfum yang tak kalah mewah. Wah, pacarannya orang kaya memang berbeda.

Gita kembali menuju gazebo masih dengan senyum di wajahnya membuat Gala dan Uday mengernyit keheranan, namun tak lama karena Gita sudah duduk anteng setelah memberikan laptopnya pada Gala. Gita kini sibuk minum es kopyor yang udah ditusukkan oleh Uday lalu beralih makan dimsum sampai pipi sebelahnya mengembung. Gala dan Uday kompak geleng-geleng. Memang, Gita dan makanan udah berasa soulmate.

"Nanti malem elo ada acara Ta?" tanya Uday memulai obrolan.

"Gita sih malem Minggu biasanya di rumah gue Day." Gala yang membalas pertanyaan Uday sambil senyum tengil. Gita mengangguk-angguk mengiyakan.

"Elo nggak ngajak Gita Gal, entar malem?" tanya Uday lagi. Gita menatap Uday bingung lalu ganti menatap Gala. Gala terdiam sebentar, memikirkan sesuatu.

"Kalo elo gue ajak nonton orkestra mau Ta?" tawar Gala. Gita menelan makanannya sebelum menjawab.

"Nanti malem?"

Gala mengangguk sambil menyalakan laptopnya.

"Elo tau kan Gal, kalo gue..."

"Iya tau Ta. Elo dengerin Ibu Yati nyetel dangdut aja ketiduran atau pas Kang Ujang nyetel musik metal elo malah nyenyak banget tidurnya." Gala menghela nafas, ia dulu heran Gita bisa mudah tidur di mana saja ketika merasa nyaman. "Bagi elo musik pengantar tidur kan?"

CHEMISTRY DI ANTARA GITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang