Sebelum baca, jangan lupa tekan bintang vote-nya dulu ya~ selamat membaca💜
✿‧˚✧ᵔ ᵕ ᵔ✧˚‧✿
Suasana koperasi siswa tampak sepi, hanya ada beberapa anak yang datang membeli perlengkapan sekolah. Sebelum akhirnya pengelihatan Yonu menangkap makhluk-makhluk yang tak asing. Ada Adul, Jeka, Ajeng, Suci, Lilis, Ninit yang tak lain teman sekelasnya.
Ya, di sinilah mereka berada. Bukannya mengikuti kata Bu Titik untuk kembali ke kelas, mereka justru menuju koperasi yang dekat dengan ruang OSIS. Mau beli minum, haus boo abis dijemur terus lari-lari. Apalagi kata Yonu ia belum sarapan, mau ke kantin jauh, jadi pilihan terdekat ya koperasi. Meskipun koperasi hanya menjual cemilan ringan seperti roti, tapi lumayan untuk mengganjal perutnya.
Adam dengan santainya masuk ke ruang OSIS yang tepat berada di belokan koperasi, mengabaikan teman-temannya yang nangkring di sana.
"Ngapain elo-elo pada dimari?" tanya sosok di balik punggung Yonu yang tak lain adalah Bambang.
"Lha, elo ngapain kemari?" Ninit balik bertanya.
"Ck! kebiasaan cewek ditanya malah balik nanya." Bambang mendengus memasang muka julid yang sengaja ia perlihatkan.
"Gita mana? Dia bukannya dihukum bareng?" tanya Jeka yang mencari-cari sosok Gita dari tadi.
Semua menoleh mencari sosok satu-satunya gadis yang dihukum bersama mereka, tapi saat menoleh ke belakang sosok Gita tidak ada.
"Tadi bareng Ulin di belakang." Yonu menunjuk Ulin.
"Elo umpetin di mana calon masa depan Gala Lin?" Lilis bertanya pada Ulin. Ulin yang ditanya pun bingung.
"Wah, gara-gara elo Gita ikutan dihukum. Parah banget si Ulin tidak bertanggung jawab." Adul berkomentar sambil membuka bungkusan nasi yang dibawanya.
"Belum juga gue apa-apain si Gita."
"Ya kalo sampe elo apa-apain Gita, gue jadiin bubur juga lo!" Jeka menatap tajam Ulin, yang dibalas Ulin dengan cengiran.
"Paling ke toilet atau udah balik kelas mungkin." Yonu menimpali. "Kalian nggak dicariin Ibu Wali?" tanyanya kemudian.
"Wali kelas kita tercinta Ibu Cucu Cahaya Hati tidak masuk kelas untuk perwalian dikarenakan ada urusan pribadi," jawab Suci mewakili.
"Urusan pribadi tidak seharusnya dibawa ke sekolah," kata Ulin sok bijak.
"Lagian nggak ngapa-ngapain juga kan kalo perwalian, cuman cerita ngalor ngidul ngetan ngulon. Biarkanlah Ibu Cucu tercinta kita menikmati urusan pribadinya," ujar Bambang yang sangat suka hiperbolis.
"Mau ngapa-ngapain juga nggak apa kan, udah legal inih." Ulin berkata ambigu.
"Elo yang belum legal aja udah sering ngapa-ngapain kan Lin?" tebak Adul tak kalah ambigu. Tahu betul arah pembicaraan Ulin ke mana.
Ulin hanya nyengir mendengar ucapan Adul. Yang lainnya pun langsung paham dan cengengesan.
"Tadi malem yang abis have fun, nggak ngajak kita-kita?" ujar Suci bersungut-sungut.
"Iya, gue juga penasaran klub malam tuh kayak gimana. Apalagi tadi kata Zidan di sana tuh woaaah banget gilaaa! Katanya bar bukan sembarang bar. Saking penasarannya gue sampe cari tau. Gila dah satu meja delapan juta! Harusnya ajakin kita-kita juga dong. Dasar tidak setia kawan!" seru Lilis merengut.
"Anak cewek nggak baek keluar malem, mending keluarnya di dalem aja." Ulin balas kalem dengan muka polosnya.
"Keluar di luar juga nggak masalah Lin. Ya, meski di dalem emang lebih ena." Suci balas sambil tersenyum manis. "Elo sukanya keluar di luar ya Lin, nggak di dalem?"
KAMU SEDANG MEMBACA
CHEMISTRY DI ANTARA GITA
Teen Fiction[LENGKAP!] Gita, sosok cewek datar yang kalem tapi kalau udah nemu yang sefrekuensi bisa ikut gila juga. Dan Gita terdampar di kelas 11 IPA 2 yang ada si biang segalanya. 11 IPA 2 menjadi tempat berkumpul idamannya anak kelas lain. Yang terkenal ak...