Satu syarat yang? Ah sudahlah..!!

195 36 10
                                    

Nara sudah kembali keruang tamu, begitupun pemuda yang sebelumnya dia temui dibelakang rumahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nara sudah kembali keruang tamu, begitupun pemuda yang sebelumnya dia temui dibelakang rumahnya.

Nara hanya mengetahui sepenggal pengetahuan tentang pemuda bernama lengkap BIMANTARA NARESWARA itu, yang menurut penjelasan dari pamannya saat menyampaikan wasiat ayahnya merupakan seorang pengusaha dibidang kontruksi berusia 28 tahun, lulusan perguruan tinggi ternama di luar negeri dan merupakan anak tunggal dari seorang komisaris Bank ternama. 

Dan jujur saja, nara sama sekali tidak memperdulikan hal- hal mendetail seperti itu karena memang belum begitu mengerti tentang jabatan dan jenis-jenis pekerjaan keren di dunia ini. 

Nara menganggap semua pekerjaan itu keren, selama di didapatkan secara halal dan dilakukan dengan tujuan yang baik. Itu yang selama ini di ajarkan oleh kedua orang tuanya, agar nara selalu bisa menghargai orang lain. Siapapun dan berprofesi sebagai apapun,  semua orang pantas untuk di hormati. 

Kini Tiga orang dewasa duduk diseberang sofa yang nara duduki, disisi gadis itu ada paman dan bibinya yang juga berada diruangan yang sama.

"jadi bagaimana nara? Apa kamu bersedia menerima perjodohan ini?" tanya cakra yang pada akhirnya nara ketahui sebagai calon mertuanya.

Sesaat nara melirik pemuda yang juga duduk didepannya lalu menghela nafas saat menyadari sedari tadi pemuda itu terus menatap datar bahkan terkesan dingin kepadanya.

"ii-iya om..Saya terima semua yang ayah saya putuskan untuk saya.

Tapi saya punya beberapa syarat" jawab nara, membuat semua orang yang ada di ruangan itu menatapnya dengan wajah terkejut sekaligus ingin tau.

Merasa dirinya seolah sedang membuat keputusan sepihak membuat nara sedikit tidak enak lalu melanjutkan kalimatnya.

"kak bima juga boleh mengajukan syarat untuk saya kok, saya tidak akan egois" lanjut nara.

"syarat apa yang kamu mau nara?" pria paruh baya itu kembali bertanya

Nara menelan ludah sambil mengepalkan tangan untuk mengumpulkan keberaniannya "pertama saya ingin setelah menikah nanti saya tetap di ijinkan untuk meneruskan pendidikan sampai jenjang yang saya inginkan" kata nara lalu terdiam sejenak untuk menelisik respon orang-orang disekitarnya dan kembali melanjutkan kalimatnya saat tidak ada sanggahan dari satu orangpun di ruangan itu.

"kedua saya ingin pernikahan digelar secara sederhana dan hanya dihadiri oleh kerabat dekat saja" kali ini dua orang paruh baya di seberangnya tampak sedikit keberatan.

"tapi keluarga kami dari kalangan pebisnis, jadi kami punya banyak relasi yang harus tau perubahan status di keluarga kami nara"

"saya tau om-tante, tapi saya begini juga karena memikirkan masa depan saya dan kak bima.

Dengan pernikahan atas dasar perjodohan seperti ini tentu banyak kemungkinan bisa terjadi, setidaknya jika sesuatu yang buruk terjadi dan pada akhirnya kita berpisah. Kita tidak perlu menjelaskan kepada terlalu banyak pihak tentang hubungan kami.

PARAMOURTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang