Pertemuan keluarga

162 39 5
                                    



ingat,,!! wajib follow sebelum baca ya. hehehe..

***

Nara mondar mandir gelisah didalam kamarnya, gadis itu sudah berpakaian rapi dan sedikit merias wajahnya dengan riasan natural untuk menunggu calon suami dan calon mertuanya datang dan membahas perjodohan yang tersurat dalam wasiat ayahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nara mondar mandir gelisah didalam kamarnya, gadis itu sudah berpakaian rapi dan sedikit merias wajahnya dengan riasan natural untuk menunggu calon suami dan calon mertuanya datang dan membahas perjodohan yang tersurat dalam wasiat ayahnya.

Entah sudah berapa kali decakan kesal dan helaan nafas gusar keluar dari mulut gadis itu, bahkan nara sudah sejak satu jam yang lalu terus mengobrol dengan renata melalui panggilan video untuk mengurangi kegugupannya.

"bisa diem nggak sih lo? Pusing nih liat layar gerak-gerak mulu" sungut renata yang tengah menemani nara bergalau sambil berbaring dikamarnya.

"ck,,lo nggak tau gugupnya gue ta.

Gimana kalau yang kita bayangin bener semua?

Hueee,,,gue nggak mau" rengek nara

"udah sih, tenang aja.

Kalo sampe tu cowok jelek, ya lo tambahin aja syarat pranikahnya untuk tidak mempublikasikan hubungan kalian sampai waktu tertentu"

"ah, ngobrol sama elo bukannya tenang malah makin stress gue"

"Yee..situ yang nelfon kok.

Udah ah, gue mau tidur aja kalo gitu"

"heh,, jangan donk.

Temenin gue dulu pliss,,pliss " cegah nara dengan nada memohon.

Tak lama nara mendengar suara klakson mobil didepan rumahnya dan dengan segera mengintip dari jendela kamar sambil menggigit bibirnya.

Sebuah mobil sedan memasuki halaman rumahnya yang langsung disambut hangat oleh paman dan bibinya.

Entah sudah keberapa kalinya nara menggigit bibir dan meremas jemarinya dengan gusar, gadis itu benar-benar dipenuhi pikiran khawatir dan gundah yang menguasai dirinya.

Hingga suara sang bibi yang mengetuk pintu kamar membuyarkan kekalutannya.

"nara, ayo keluar.

Sudah ditungguin dibawah tuh" panggilnya

"iii-iiya tante, ini nara mau keluar kok" sahut nara

Berjalan menuju pintu dan menarik nafas panjang untuk menetralkan ekspresi diwajahnya, setelah merasa cukup siap nara membuka pintu dan menuruni tangga untuk menuju ruang tamu.

Untuk sesaat nara melangkah lambat sembari membaca situasi dan mengevaluasi orang-orang yang ada diruang tamu rumahnya, namun nara dibuat heran karena hanya melihat seorang pria dan wanita paruh baya yang kini sedang mengobrol dengan paman dan bibinya.

"mampus gue, jangan-jangan orang ini yang bakal nikah sama gue" gumam nara dalam hati.

Nara menelan ludah kasar dan melangkah mendekati kursi ruang tamu.

PARAMOURTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang