Wanita yang bersama bima

117 23 22
                                    

selamat malam semuanya, ketemu lagi sama author yang selalu gabut.

gimana? udah kelar belum malam mingguannya?

kalo udah, yuk kita lanjut baca.

follow dulu ya bagi yang belum follow.

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Ii-iitu beneran laki lo ra? Wah nggak bisa di biarin tuh ra. 

Nggak terima gue, perlu banget Gue hajar tu orang. "

Emosi renata memuncak saat tidak sengaja melihat bima makan bersama seorang wanita di sebuah restoran, gadis itu bahkan sudah menggulung lengan jaketnya dengan wajah kesal. 

"Sssttt,, apaan sih lo? Jangan mempermalukan orang lain" Cegah nara. 

Sebenarnya kedua gadis sableng itu sudah berada di restoran itu sebelum bima dan wanita itu datang,  namun karena mereka duduk di bagian sudut cafe dan terhalang beberapa furniture caffe dan banner promosi, sehingga bima tidak menyadari keberadaan mereka saat memasuki caffe itu. 

Nara dan renata sempat mencoba untuk berfikir positif tentang pemandangan yang mereka lihat dan beranggapan bahwa mungkin saja wanita itu hanyalah seorang rekan kerja atau klien, namun anggapan mereka seketika terpatahkan, karena setelah bima mendudukan diri dan membuka laptopnya, wanita itu langsung memanggil pelayan dan memesan makanan untuk dirinya dan bima tanpa menanyakan pilihan menu kepada pemuda itu. 

"Lo liat donk ra, tu cewek mesen makanan tanpa nanyain pilihan menu ke suami lo. 

Kayak udah ngerti banget selera kak bima, lakuin sesuatu donk, lo aja yang bininya nggak sepaham itu ra"  kata Renata, mengompori. 

Sejenak nara tertegun, memandang datar interaksi bima dengan wanita itu. 

Mereka memang tidak melakukan tindakan yang bisa membuat orang lain salah paham, karena sejak mereka datang, bima memang langsung disibukkan dengan laptopnya sedangkan wanita itu juga terlihat kerepotan dengan beberapa map yang dia bawa, setelah memesan makanan. 

Nara tidak mau gegabah dan bertindak tanpa berfikir, meski dalam hatinya gadis itu juga merasa sedikit janggal karena tindakan wanita itu yang terlihat sangat memahami selera makanan suaminya. 

Menghela nafas kasar, kemudian meneguk minumannya hingga tandas, "Udahlah ta, jangan menuduh orang tanpa bukti. 

Gue yakin itu cuma partner kerja aja" Kata nara, mencoba tetap berfikir positif. 

"Gimana bisa partner kerja tau segitu detailnya ra? Apalagi kak bima itu boss kan dikantornya? 

Lo nggak boleh terlalu positif thinking ra, jaman sekarang itu banyak pelakor" 

PARAMOURTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang