Kesedihan dan keraguan

148 23 21
                                    

Haii..!!!

Jumpa lagi kita..

Sebelum lanjut, yang belum follow bisa yuk di follow dulu.

****


Di sebuah caffe nara menemui renata, yang hari itu mengajaknya bertemu kembali setelah insiden perkelahian di malam sebelumnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di sebuah caffe nara menemui renata, yang hari itu mengajaknya bertemu kembali setelah insiden perkelahian di malam sebelumnya.

Gadis itu tampak merasa bersalah ketika melihat wajah nara yang masih berhiaskan beberapa luka memar yang belum menghilang.

"Kenapa lo ta? " Tanya nara saat menyadari renata terus menatapnya dengan pandangan iba.

"Hueee... Muka lo jadi kayak korban KDRT gitu ra, gue sedih banget sumpah.

Maafin gue ya jenong, gara-gara gue lo jadi kayak gini. Hiiing.. " Rengek renata

"KDRT apanya dasar sinting, udah jangan mikirin muka gue, entar juga sembuh sendiri.

By the way gimana masalah dirumah lo, lo udah dapet penjelasan dari orang tua lo? "

Wajah renata yang semula sendu karena rasa bersalah, berubah semakin sendu karena masalah di keluarganya.

"Mereka cuma bilang kalau udah nggak satu tujuan lagi ra, dan mereka nggak ngomong sama gue soal perceraian mereka karena waktu itu gue masih sekolah dan belum cukup stabil untuk menerima kenyataan seperti itu. " Terang renata kemudian menghela nafas kasar.

Tanpa banyak bicara nara meraih tangan renata untuk dia genggam kemudian tersenyum lembut.

"Its okay, gue tau lo kecewa ta.

Tapi apapun keputusannya, pasti mereka sudah melalui pembicaraan dan pemikiran matang sebelum akhirnya memilih  untuk benar-benar berpisah. "

"Tapi kenapa harus pisah ra?

Selama ini kita udah biasa nggak ketemu, dari dulu kita juga udah biasa sibuk dengan urusan masing-masing tanpa saling mengusik.

Tapi kita selalu baik-baik aja, kita tetap utuh sebagai keluarga.

Kenapa sekarang harus pisah? " Sesal renata.

" Memahami keputusan orang dewasa itu bukan kapasitas kita, umur kita emang boleh dibilang mulai beranjak dewasa, tapi untuk memahami mereka? gue rasa kita nggak akan mampu sebelum ngerasain berada di posisi mereka sekarang.

Daripada lo terus nyari sesuatu untuk dipersalahkan, kenapa lo nggak mencoba memahami dan menerima situasi lo sekarang?

Toh, mereka masih berusaha memprioritaskan elo dengan tetap mengupayakan berkumpul sesekali, padahal kan pasti berat juga buat mereka untuk terus bertemu kembali setelah berpisah sekian lama. Iya kan? "

Mendengar ucapan nara membuat renata termenung. "tapi kenapa ra? Gue iri ra sama elo, lo punya semua hal yang gue inginkan.

Lo cerdas, kuat, bisa diandalkan dalam segala hal, dan lo tumbuh dan dibesarkan oleh orang tua yang hangat dan harmonis.

PARAMOURTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang