mertua yang hangat

152 24 20
                                    





satu part lagi buat nemenin malem minggu kalian..!!

jangan lupa follow.

happy reading..!!

***


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Renata memandang wajah pemuda dihadapannya dengan tatapan takjub dan terpesona, Sementara pemuda itu justru memandangnya heran sambil menyatukan kedua alisnya.

"maaf, siapa ya? Jennara nya ada?" tanya bima, membuat renata mengerjap lalu tertawa kaku.

renata berdehem sejenak untuk menetralkan ekspresi di wajahnya "ah, ekheeemm..

ss-ssaya renata sahabatnya nara sejak kecil" jawab renata sambil mengulurkan tangan kanannya yang langsung dibalas oleh bima.

"ah renata ya, saya bima" jawab pemuda itu sambil tersenyum.

"masuk kak, nara nya lagi siap-siap"

Bima melangkah masuk seteleh renata persilahkan, kemudian mendudukan diri di sofa ruang tamu.

"bentar ya biar ku panggilin naranya dulu" renata hendak berbalik untuk memanggil nara, namun nara sudah lebih dulu muncul dengan handuk yang melilit tubuhnya.

"ta, lo budeg ya. Gue teriakin minta ambilin sampo juga nggak nyaut-nyaut.

Ngapain aja sih ll-llo?" kata nara sambil berjalan menghampiri renata diruang tamu, namun  seketika membeku saat melihat sosok bima sudah duduk manis di sofa ruang tamu rumahnya.

Gadis itu menatap bima dengan tatapan terkejut, lalu beralih pada tubuhnya yang hanya sebagian saja tertutup handuk.

"AAAARRRRRGGGHHHH..." teriak nara lalu berlari menaiki tangga menuju kamarnya, di iringi suara gelak tawa renata yang membahana memenuhi ruang tamu.

"hahahahahaaa,,

Si geblek pake acara kabur, ntar juga dikasih liat semua kan? " celetuknya sambil terpingkal, namun sesaat kemudian renata turut membeku karena baru menyadari ucapan absurdnya sendiri.

Gadis itu menoleh menghadap bima, lalu tersenyum kaku. Dengan buru-buru renata mengambil jaket dan kunci mobilnya lalu berteriak untuk berpamitan kepada nara.

"RR-RA, GUE BALIK DULU YA. BOKAP UDAH NELFON NIH. DAAAA..." Teriaknya lalu menunduk sekilas pada bima yang kini menatapnya dengan senyum samar dibibirnya dan benar-benar berlari pergi karena malu setengah mati. 

.

.

.

Nara sudah selesai berpakaian dan merias wajahnya, gadis itu melangkah ragu menuruni tangga dan menyapa bima dengan ekspresi wajah sungkan karena insiden memalukan yang sebelumnya terjadi. 

PARAMOURTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang