Lagu pertama yang menghanyutkan

149 24 30
                                    

Part dua,

jangan lupa follow dulu ya guys!!

***



"sekitar tiga tahun yang lalu, tepatnya setelah saya kembali dari luar negeri untuk memulai bisnis baru saya disini, juga karena niatan saya untuk kembali menemukan seseorang dari masa lalu, yang sangat berjasa bagi hidup saya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"sekitar tiga tahun yang lalu, tepatnya setelah saya kembali dari luar negeri untuk memulai bisnis baru saya disini, juga karena niatan saya untuk kembali menemukan seseorang dari masa lalu, yang sangat berjasa bagi hidup saya.

Saat itu saya mengalami waktu yang cukup berat, jatuh bangun perjalanan saya merintis perusahaan baru disini, rumitnya mengurus legalitas saat memindahkan pusat kegiatan perusahaan lama saya yang sebelumnya berada di australia,  juga rasa frustasi saya karena tak kunjung menemukan orang yang sedang saya cari. 

Disaat saya mulai merasa lelah dan stress, saya sering pergi sendirian ke caffe atau tempat hiburan untuk melepaskan penat dan menenangkan isi kepala saya yang berisik.

Suatu hari saya duduk sendirian di sudut sebuah caffe di sore hari, saya ingat betul suasana saat itu. Sudut kiri TEODOORS Caffe, secangkir Espresso hangat dan sepiring Toasted Bread yang tersaji di atas meja. Saya duduk melamun sambil bersedakap dada, memandangi suasana jalanan depan caffe, yang kala itu tengah gerimis kecil.

Terhanyut dengan suasana damai yang mulai saya rasakan, saya sampai tidak menyadari kalau ada hiburan live music di caffe itu. Sampai akhirnya saya mulai menoleh, saat mendengar suara seorang gadis menyanyikan sebuah lagu lama, dengan iringan gitar yang dia mainkan sendiri.

Cara gadis itu bermain musik dan juga lagu yang dia bawakan saat itu, entah mengapa langsung mengingatkan saya pada sosok yang sedang saya cari.

Saya terus memandangi gadis yang sedang sedang bernyanyi itu, wajahnya yang cantik, suaranya yang merdu, dan nyanyiannya yang indah seolah membius saya. Tanpa sadar saya terus menatapnya, bahkan tanpa berkedip. Sampai ketika gadis itu menunjuk saya untuk bertanya, apa saya sedang bersedih? 

Dan gadis itu menawarkan kepada saya untuk me-request  sebuah lagu padanya sebagai pelipur lara.

Lucu sekali gadis itu, sepertinya dia tidak menyadari kalau saya melamun bukan karena bersedih, tapi karena terpesona pada sosoknya yang begitu bersinar di atas panggung.

Hari itu saya tau nama gadis itu, "Jeje" . 

Sayangnya itu hanyalah nama panggung saja." Bima tertawa kecil, saat mengenang sepenggal memori yang dia simpan manis dihati dan ingatannya, sementara Nara hanya diam menyimak setiap kalimat yang Bima lontarkan.

"sejak saat itu, hampir setiap hari saya datang ke Caffe itu. Berharap untuk bisa melihat dan bertemu kembali dengan gadis bernama panggung Jeje itu, yang ternyata, dia hanya datang ketempat itu saat akhir pekan saja.

PARAMOURTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang