kunjungan calon suami

192 28 6
                                    



part dua untuk minggu ini. 

jangan lupa follow ya..!

selamat membaca

***


Sabtu, pukul delapan pagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sabtu, pukul delapan pagi.

Nara tengah asyik menyapu ruang tamu sambil mendengarkan lagu girl group twice dari speaker yang dia nyalakan keras di ruangan itu, gadis itu sesekali bernyanyi dan menarikan koreografi dari lagu yang dia putar dengan semangatnya.

"cheer up babe, cheer up babe.

Jom do hi mul le.

Yo ja ga ship gem Ma mul ju myon nan dwe

Gu re ya gan nal do cho wa ge dwel gol"

Nara terus saja asyik menyanyi dan menari hingga tidak menyadari seseorang  sudah berdiri diambang pintu rumahnya yang terbuka lebar, mengamati kegiatan nara sambil tersenyum samar.

Sesaat nara kembali meneruskan kegiatan bersih-bersihnya dengan bibir yang terus bersenandung, hingga gadis itu melihat sepasang kaki bersneakers saat matanya terfokus pada debu dilantai yang dia sapu.

Perlahan Gadis itu menaikan pandangan matanya dan mendapati seorang bima yang sedang bersandar pada daun pintu sambil tersenyum miring.

"kk-kkak bima?,,"pekik nara terkejut, kemudian berjalan cepat menuju speaker untuk mematikan musik dan kembali menghampiri pemuda itu.

"kk-kak bima ada perlu apa kesini pagi-pagi?" tanya nara tergugup karena malu. 

"bukankah seharusnya kamu mempersilahkan saya masuk dulu?" tanya bima datar.

"ah, iya. Mari kak masuk.." ajak nara mempersilahkan.

Pemuda itu masuk kedalam rumah dan mendudukkan diri pada sofa diruang tamu.

"selesaikan dulu pekerjaanmu, saya bisa menunggu" ucap bima saat melihat debu masih menumpuk didekat pintu.

"oo-ookee.." jawab nara yang kemudian segera menyelesaikan pekerjaannya.

Gadis itu segera membereskan peralatan kebersihannya dan berjalan menuju dapur untuk membuatkan minum, dan kembali dengan secangkir kopi ditangannya.

"minum dulu kak"

Bima mengangguk sekilas lalu menyesap kopi buatan nara dengan kedua alis yang terangkat lalu memandang sejenak isi cangkir ditangannya.

"nggak enak ya? Mau ganti teh?"

"oh, bukan.

Kopinya enak, justru saya baru menemukan kopi seenak ini" jawab bima jujur, seketika membuat nara tersenyum tipis sambil mengulum bibirnya.

PARAMOURTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang