pelindung pengganti ayah..

199 31 60
                                    


part 2 untuk minggu ini.

selamat membaca

***



Hari kedua menjadi istri bagi seorang Bimantara Nareswara, pagi itu nara berniat pergi ke pasar untuk membeli sayuran segar alih-alih pada pedagang sayur langganannya agar tidak bertemu dengan ibu-ibu kompleknya yang sedikit menyebalkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari kedua menjadi istri bagi seorang Bimantara Nareswara, pagi itu nara berniat pergi ke pasar untuk membeli sayuran segar alih-alih pada pedagang sayur langganannya agar tidak bertemu dengan ibu-ibu kompleknya yang sedikit menyebalkan. 

Gadis itu meninggalkan bima yang masih terlelap, juga kebiasaan paginya minum kopi sambil mengobrol dengan ikan di halaman belakang rumahnya.
nara menggaruk dagunya setelah membuka pintu garasi, menimbang-nimbang kendaraan apa yang harus dia gunakan untuk pergi ke pasar. 

Setelah sekian menit berfikir, nara memutuskan membawa skuter listrik lamanya, lengkap dengan helm dan ransel untuk membawa belanjaannya nanti. 

Dengan santai nara mengendarai skuter listrik menyusuri jalanan kompleknya yang sepi sembari menikmati suasana pagi yang masih lembab berembun.

Sudah lama nara tidak melakukannya,  dulu nara sering bersepeda bersama mendiang orang tuanya. bahkan nara masih sering melakukannya bersama sang ayah setelah bundanya pergi,

Namun setelah ayahnya jatuh sakit dan akhirnya meninggal dunia, nara sudah tidak pernah lagi bersepeda maupun mengendarai berbagai kendaraan modern pemberian ayahnya yang kala itu sangat mendukung apapun yang nara inginkan.

nara sempat mengikuti klub sepatu roda, skateboard, haverboard bahkan skuter listrik yang dia kendarai sekarang. meski hanya sekedar terdaftar dan jarang datang, karena pada kenyataannya nara memang lebih tertarik pada bidang seni dan musik.

Nara tersenyum lembut saat melewati sebuah taman yang sering menjadi tempatnya berhenti bersama kedua orang tuanya untuk beristirahat dan bersenda gurau sebelum melanjutkan perjalanan mereka.

gadis itu berhenti sejenak untuk memandang sekeliling dengan perasaan tidak karuan. menghela nafas panjang dengan raut sendu diwajahnya, nara pun kembali melajukan skuter listriknya dengan sejuta kenangan yang kembali mengisi ingatannya.
Gadis itu hampir menangis saat tiba-tiba saja bayangan kedua orang tuanya tengah bersepeda menyalipnya.

"Ayo sayang, masak masih muda kalah sama yang tua?

Kita balapan sampai tukang bubur depan pasar ya.

Yang kalah beresin semua pekerjaan rumah sendirian" Seru dannar lalu mulai menggowes sepedanya lebih cepat, disusul bundanya yang kini mensejajari kecepatan nara.

"Lihat orang tua itu, sebenarnya siapa yang anak kecil? 

Hadduuhh,,kenapa kekanak-kanakan sekali ayah kamu itu" Gerutu putri

PARAMOURTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang