Berpisah untuk bertemu kembali

133 15 5
                                    

bagian dua.

jangan lupa follow.

votes dan komen ya..!!

***

Entah sudah berapa butir air mata menetes di wajah Nara, gadis itu tengah mengantar Renata ke bandara untuk keberangkatannya menuju Amerika serikat, setelah melalui perdebatan panjang dengan Nara, yang terus merengek tidak setuju

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Entah sudah berapa butir air mata menetes di wajah Nara, gadis itu tengah mengantar Renata ke bandara untuk keberangkatannya menuju Amerika serikat, setelah melalui perdebatan panjang dengan Nara, yang terus merengek tidak setuju.

Nara sudah membujuk Renata untuk tetap tinggal, namun Renata merasa perlu untuk pergi sejenak, Gadis itu butuh waktu untuk menyembuhkan luka dihatinya, juga mengurangi rasa bersalahnya kepada kedua orang tuanya yang harus mendekam dipenjara karena laporannya sendiri.

Renata memutuskan untuk meneruskan pendidikan di luar negeri sambil belajar mengelola salah satu cabang bisnis orang tuanya di Amerika, yang kini masih dikelola oleh pamannya. Setidaknya ketika kedua orang tuanya bebas nanti, mereka masih memiliki harapan untuk kembali bangkit dan meneruskan kehidupannya.

Lagi pula Renata sudah mengundurkan diri dari kampus dan ini adalah ppilihan yang tepat untuk masa depannya sendiri.

"betet, lo beneran tega ninggalin gue?" rengek Nara, entah sudah keberapa kalinya pertanyaan itu terlontar dari mulutnya.

"hueee,,maafin gue jenong. Gue harus mencari nafkah sendiri sekarang, gue nggak mau miskin" balas Renata tak kalah heboh.

"lo disini aja, nanti gue yang bakal hidupin elo. 

lo boleh pake Black card dari kak Bima, buat lo aja gue nggak butuh kok. tapi lo disini aja ya..!" bujuk Nara, membuat Bima yang juga ada disana geleng-geleng kepala mendengarnya. Bisa-bisanya Nara menawarkan kartu pemberiannya pada Renata, yang bahkan belum pernah dia pakai sama sekali.

"nggak mau, nanti gue di sindir terus sama laki lo kalau belanja berlebihan, laki lo kan judes.

Apalagi kalau sampai perusahaan laki lo bangkrut karena belanjaan gue, Gue nggak mau calon ponakan gue hidup miskin"

"ah eek lo, lagi melow juga, malah ngelawak." omel Nara disela-sela isakannya, membuat Renata tertawa kecil mendengarnya.

"udah donk, gue jadi berat nih mau pergi.

jangan nangis lagi, nanti kan kita bisa vicall kapan aja. gue ngalah deh buat begadang disana, biar lo bisa nelfon gue siang-siang"

"janji ya, jangan lupain gue. awas aja.." kata Nara dengan nada mengancam.

"iya jenong, lo jaga diri baik-baik, jangan nangis sendirian lagi, jagain juga ponakan gue, pokoknya begitu dia lahir, kasih tau dia kalau mama kerennya lagi di luar negeri nyari berondong"

"gembel, itu bang Jaka mau lo kemanain?" gerutu Nara yang kini sudah tidak menangis lagi, meski suara isakan masih sesekali keluar dari mulutnya.

"Jaka..? tetep dia di urutan nomer satu donk, kan effort banget dapetinnya" jawab Renata sambil menaik turunkan alisnya.

PARAMOURTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang