makan siang bersama om Damar

136 27 11
                                    


hallo apa kabar semuanya ? .

balik lagi sama author yang lagi gabut dan selalu gabut. hehehee...

temenin author baca yukk,,!!

follow dulu ya..!

***

Lewat tengah hari, waktu dimana sebagian pelajar maupun para pekerja tengah menanggalkan penat sejenak untuk sekedar berhenti beraktifitas atau mengisi kembali energy mereka yang terkuras dengan tidur atau makan siang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lewat tengah hari, waktu dimana sebagian pelajar maupun para pekerja tengah menanggalkan penat sejenak untuk sekedar berhenti beraktifitas atau mengisi kembali energy mereka yang terkuras dengan tidur atau makan siang. Begitu pula dengan damar yang tampaknya tengah menikmati waktu makan siang bersama suami dari keponakan semata wayangnya.

Hari itu damar memang sengaja mengajak bima untuk makan siang bersama karena ingin menanyakan kabar keponakannya secara langsung pada suaminya yang pasti tidak akan menutupi ataupun berpura-pura seperti yang biasa nara lakukan agar pamannya tidak merasa khawatir. 

setelah nara menikah damar dan seila masih aktif berkomunikasi dengan nara, hanya saja mereka memang tidak sesering dulu mengunjungi nara. selain karena gadis itu sudah berada dibawah pantauan bima, mereka merasa mengunjungi nara terlalu sering akan mengganggu privasi mereka sebagai pengantin baru. 

kedua pria lintas generasi itu makan siang dengan tenang, diselingi beberapa obrolan ringan yang menambah hangat suasana.

"Bagaimana bima? Apa sejauh ini kalian baik-baik saja? "

" Sejauh ini baik om, jangan khawatir. " jawab bima yakin.

mendengus pelan "Sejujurnya aku memang sedikit khawatir, karena sejak dulu anak itu tidak pernah mau terlalu banyak melibatkanku dengan masalahnya" Keluh damar, yang direspon bima dengan senyum samar.

"Beberapa kali saya memang sempat memergoki nara menangis sendirian, tapi saya juga tidak berani terlalu memaksa nara untuk terbuka dengan saya meskipun saya khawatir.

saya masih terus mencoba untuk membuat nara lebih terbuka pada saya om"

Damar menghela nafas sambil melempar punggungnya pada sandaran kursi.

"Itulah bim, aku tau nara sangat terpukul dan belum bisa sepenuhnya mengikhlaskan kepergian mas dannar sampai sekarang.

Dia selalu membuatku khawatir, tapi sejak mas dannar pergi anak itu benar-benar tidak mau tinggal bersama kami.

Aku harap kamu bisa membantunya untuk benar-benar bangkit bima, sudah lebih dari satu tahun dan dia masih sering menangisi kepergian ayahnya.

Sampai sekarang aku benar-benar tidak tau harus buat apa lagi untuk membantunya"

"Om tenang saja, saya akan terus mencoba mencari celah untuk bisa masuk saat kesedihan nara kembali. Nara hanya perlu benar-benar membuka hati dan meyakini kalau dia tidak sendirian, saya janji akan terus berusaha om" Terang bima meyakinkan.

PARAMOURTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang