kisah bersama ayah (2)

81 19 6
                                    



Flashback 2<<<

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Flashback 2<<<

Nara masuk kedalam rumah dan langsung melempar kasar punggungnya pada sandaran sofa ruang tamu.

"Tadi asyik banget tau yah, ternyata didalam sel itu nggak se serem bayanganku. Malah renata kayak betah banget ngerumpi sama ibu-ibu napi yang gendut itu" Celoteh nara antusias.

Nara baru saja kembali kerumah setelahseharian berada di tahanan dan langsung bercerita dengan ekspresi antusias pada ayahnya.

Gadis itu sama sekali tidak tau kalau itu semua adalah akal-akalan ayahnya sendiri. karena mulai pusing dengan kenakalan nara dan renata yang semakin menjadi-jadi, dannar sengaja meminta bantuan pada teman lamanya yang bekerja sebagai polisi untuk berpura-pura menangkap dua gadis berandal itu saat tengah merokok di halaman belakang rumah mereka.

Sebuah alasan konyol memang jika ada seseorang di gerebek hanya karena merokok dirumahnya sendiri, namun dua gadis polos itu tetap saja percaya bahwa mereka baru saja melakukan kejahatan, Dan sempat menangis begitu heboh saat diseret ke kantor polisi.

Namun siapa sangka keduanya justru seolah menemukan teman nongkrong baru didalam sel tahanan, bahkan dengan segala rayuan ajaibnya mereka berhasil membujuk polisi untuk mentlaktir pizza untuk para penghuni sel.

Dua gadis itu adalah gambaran sempurna dari istilah partner in crime yang sebenarnya.

"Astaga, terbuat dari apa isi kepala kamu itu?

Ayah bisa mati muda kalau kamu terus-terusan bikin masalah dan membuat ayah pusing nara" Omel dannar sambil melonggarkan dasinya yang terasa mencekik karena kelakuan absurd putri semata wayangnya itu.

" Ayah ngomong apa sih?
Males banget ah kalo udah bawa-bawa kematian" Nara berdiri dan berjalan menaiki tangga dengan kaki menghentak kasar dan wajah kesal kemudian membanting pintu kamarnya.

Sepertinya dannar sudah salah bicara, beberapa tahun setelah kepergian istrinya nara memang sangat sensitif jika membicarakan tentang kematian.

Gadis itu akan langsung pergi atau menunjukkan reaksi tidak suka saat dannar tidak sengaja berucap seperti itu.

Nara masih sangat berduka, bahkan dannar sering memergoki putrinya itu menangis sendirian sambil memeluk foto ibunya, meskipun gadis itu selalu berusaha menunjukkan sikap dan perilaku bahwa dia baik-baik saja agar tidak membuat ayah dan orang-orang disekitarnya sedih dan khawatir.

Dan semua kenakalan yang nara lakukan adalah bentuk dari pelariannya dari rasa sedih dan duka yang selalu mengusik hatinya.

Dannar tau, dan jujur saja dannar juga masih merasa sangat kehilangan. 

Seperti seekor burung yang kehilangan sebelah sayapnya , dannar merasa lemah dan tak berdaya. Tapi mencoba untuk tetap tegar dan ceria demi memberi kekuatan pada nara, sumber kekuatan hidupnya yang tersisa.

PARAMOURTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang