tentang rumah tempat kita pulang

166 26 22
                                    


anyeong..!!!

ketemu lagi kita dimalam minggu yang indah ini.. :)

follow dulu yuk sebelum lanjut baca.

***

Diwaktu dan tempat berbeda, nara tengah duduk bersisian bersama bima di sebuah ruang devisi pemasaran perusahaan properti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Diwaktu dan tempat berbeda, nara tengah duduk bersisian bersama bima di sebuah ruang devisi pemasaran perusahaan properti. Keduanya tengah asyik melihat-lihat gambar bangunan rumah dan apartemen ditemani oleh seorang pegawai perusahaan tersebut.

Mereka berencana membeli sebuah rumah yang letaknya tidak terlalu jauh dari kampus nara maupun kantor tempat bima bekerja, rumah yang akan menjadi tempat mereka pulang dan bertemu kembali setelah melewati hari mereka di kegiatan masing-masing.

Sebenarnya bima bisa saja membeli tanah dan membangunkan rumah yang sesuai impian dan keinginan mereka. Mengingat bima adalah pengusaha dibidang kontraktor yang pastinya juga mempekerjakan banyak arsitek muda yang berbakat. Namun nara menolaknya mentah-mentah tawaran pemuda itu dengan alasan efektifitas.

Nara tau bima orang yang sibuk dan nara memang tidak terlalu suka dilibatkan dalam repotnya memantau progres pembangunan rumahnya sendiri, menurutnya setiap rumah sama saja, tidak peduli seberapa besar dan bagaimana bentuknya. Yang paling penting adalah kehangatan dan kasih sayang yang terjalin diantara penghuninya.

"Bagaimana pak bima? Apa sudah ada rumah yang diminati? "Tanya pegawai itu.

" Saya serahkan semua pada istri saya, dia yang nantinya lebih banyak menghabiskan waktunya dirumah " Jawab bima yang seketika membuat nara menoleh dan menatapnya sinis.

"Kk-kkenapa? " Tanya pemuda itu, tergugup saat mendapat lirikan maut dari nara.

"Kok aku yang banyak dirumah? Nggak mau ya.

Pokoknya kalau jam kerja habis kakak nggak pulang-pulang, aku juga bakal nglayap dan pulang malem"

"Hah? Lalu bagaimana kalau saya ada dateline pekerjaan yang harus segera diselesaikan? Apa saya juga tidak boleh lembur? "

"Eeii, itu situasi berbeda kak.

Tidak ada orang yang benar-benar sibuk sampai tidak punya waktu untuk keluarga.

Itu semua masalah prioritas, keluarga juga butuh Q-time tau ." Sungut nara sambil bersedekap dada, membuat bima gemas dan diam-diam tersenyum samar.

"Lalu bagaimana kalau klien saya berkurang dan pendapatan saya semakin sedikit?

Siapa yang akan menanggung kebutuhan kita yang semakin besar nantinya? " Tanya bima mengetes sikap nara terhadap pertanyaannya.

"Ck, buat apa kaya kalau kurang kasih sayang? aku nggak mau anak-anakku nanti bernasib sama kaya renata .

PARAMOURTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang