(SESE STORY ) Mengisahkan tentang perjalanan hidup seorang gadis yatim piatu berusia 18 Tahun bernama Jenara yang terpaksa harus menikah dengan Bima, seorang pria dewasa yang namanya tertulis dalam surat wasiat mendiang ayahnya.
Bagaimana kelanjutan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"APAAA..?" Pekik renata sambil melotot tidak percaya.
Sementara nara hanya mengedikkan bahu sambil menaikan alisnya bersamaan.
"bentar-bentar, ini gimana ceritanya lo bakal nikah karena surat wasiat om Dannar?
Itu siapanya om dannar? Mendadak banget sih? Kan om dannar meninggalnya udah satu tahun yang lalu?
Wah bener-bener, kayaknya bokap lo terinspirasi sinetron jodoh wasiat bapak nih" cerca renata, yang sukses membuatnya mendapat geplakan pelan nara pada kepala belakangnya.
"nggak gitu juga ble'e..
Ya kali ayah nonton sinetron, tau sendiri tontonannya Cuma acara berita," sungut nara tidak terima.
"terus gimana ceritanya om dannar ninggalin wasiat yang isinya nyuruh lo nikah?
Sama siapa coba?" tanya renata yang tampak semakin penasaran mendengar penjelasan dari nara.
"gue nggak tau persis orang ini siapa, tapi kata om damar dia anak temen ayah.
Dan mereka udah sohib dari dulu.
Tapi aneh ta, gue kan kenal semua temen ayah, Dari temen klub tenis sampai temen-temen kantornya.
Gue juga tau temen ayah yang paling deket siapa, tapi gue nggak kenal orang ini sama sekali ta"
Renata tampak berfikir sambil menggaruk dagunya " lo yakin nggak kenal orang ini? Kelewat kali ra. Buktinya om damar kenal kan?" tanya renata.
"nggak tau deh, intinya gitu.
Gue harus nikah sebelum umur 18 dan itu sama cowo yang 10 tahun lebih tua diatas gue.
Gila kan? gue masih main congklak waktu dia lulus SMA cuy.
Hadooh, gue dari kemarin nggak bisa tidur karena ngebayangin bakal tidur setiap malem sama om-om.
Gimana kalo dia jelek? Kumisan? tua?
Hueee....ta, bawa gue kabur ta" rengek nara sambil menggoyang-nggoyangkan tubuh renata dengan bar-barnya.
Sementara renata kini tampak terbengong sambil sesekali mengerjap.
"lo dengerin gue nggak sih ta? Wooiii.." tanya nara saat melihat renata tidak juga menanggapi ucapannya.
"kalo lo nikah sama om-om, pasti jiwanya conventional.
Jangan-jangan lo bakal dikurung, nggak dibolehin kuliah, terus lo bakal jadi emak-emak rumahan yang tiap hari pake daster ra?
Hueee,,,terus gue nongkrongnya sama siapa entar?" kali ini renata yang merengek dengan ekspresi wajah seperti orang menangis.
